Namun bukan berarti orangtua tidak turut andil dan seakan tak acuh dengan persoalan yang dialami anak.
Evryanti C. Putri, M.Psi., Psikolog di TigaGenerasi@Brawijaya Clinic Kemang mengatakan kepada tim Nakita pada Jumat, (15/7/2022) orangtua masih bisa membangun komunikasi yang positif bersama anak remaja.
Orangtua bisa meluangkan waktunya untuk berdiskusi dan menjadi pendengar cerita anak.
Mungkin saja anak bisa mengutarakan berbagai kegelisahan dan pertanyaan yang muncul di dalam kepalanya selama ini, dengan menjadi pendengar yang baik membuat anak merasa didengar dan memiliki tempat untuk berbagi cerita.
"Kita sebisa mungkin meluangkan waktu untuk anak remaja. Misalnya contohnya kalau malam sambil makan malam bersama keluarga mungkin ada sesuatu yang mau diobrolin," tutur Evryanti.
Anak remaja terkadang begitu mudah melampiaskan emosi dan perasaanya ke hal yang negatif.
Ketika mereka merasa diacuhkan bisa saja anak mencari pelampiasan lainnya.
Dikhawatirkan anak melakukan kenakalan-kenakan remaja yang membahayakan dirinya.
Saat anak mulai bercerita, hindari celaan atau kalimat yang menyalahkan anak terhadap apa yang ia ceritakan.
Evryanti menyebutkan jika itu dilakukan bisa saja membuat anak enggan untuk bercerita kembali.
Penulis | : | Ruby Rachmadina |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR