Nakita.id - Mengasuh anak memasuki usia remaja memang tak selalu mulus.
Tak bisa dipungkiri akan selalu ada tantangan ketika Moms mengasuh anak memasuki usia remaja.
Terlebih ketika Moms mengasuh anak memasuki usia remaja ketika Indonesia di landa pandemi Covid-19 seperti sekarang ini.
Pandemi Covid-19 ini memang membawa berbagai perubahan.
Tak terkecuali anak remaja yang merasakan dampak ini di dalam kehidupannya.
Anak remaja kerap mengalami kesulitan untuk bisa beradaptasi dengan kebiasaan baru.
Mungkin saja anak kerap dilanda kebosanan dan sulit melakukan interaksi dengan teman sebayanya karena adanya pembatasan.
Apalagi mereka belum bisa mengelola perasaan emosi sehingga dikhawatirkan menyebabkan anak mengalami stres.
Maka dari itu orangtua perlu menerapkan pola pengasuhan yan tepat untuk dilakukan di bawah keterbatasan yang ada.
Di masa pandemi, anak termasuk kelompok yang paling rentan terpapar virus Corona.
Antibodi mereka yang masih sangat lemah membuat risiko terpapar Covid-19 jauh lebih tinggi.
Tak hanya itu, dalam keterangannya Deputi Bidang Pemenuhan Anak Kemen PPPA Ir. Agustina Erni Susiyanti,M.Sc mengatakan kepada tim Nakita, Selasa (19/7/2022) jika kondisi pandemi juga meningkatkan kerentanan anak mengalami kekerasan.
Hal ini lantaran adanya perubahan tatanan sosial dalam masyarakat.
Diantaranya kebijakan belajar dari rumah guna mengurangi penyebaran Covid-19 yang memberikan dampak pada anak.
Tak bisa dipungkiri jika pandemi berdampak pada aspek psikososial anak.
"Anak jadi tidak senang belajar di rumah, tidak bahagia, merasa bosan, kesulitan dalam berinteraksi dengan guru dan sekolah serta harus beradaptasi dengan teknologi,"
Tentu saja hal seperti ini tidak bisa dibiarkan sampai berlarut-larut, Erni mengungkapkan jika orangtua bisa berperan dalam pola pengasuhan yang menyenangkan di rumah.
Orangtua bisa membangun komunikasi yang positif di dalam keluarga.
Moms harus memahami dan mengerti tentang perasaan yang sedang mereka rasakan.
Jika anak mulai mengeluh akan kondisi tersebut berikan arahan tanpa menghakimi perasaanya.
Tunjukkan juga rasa kasih sayang sebagai bentuk kepedulian orangtua.
"Orangtua diharapkan mampu membangun resiliensi dalam keluarga agar anak tetap dapat menjalankan aktivitasnya dengan gembira dan tetap sehat dengan membangun komunikasi yang positif, memberikan kasih sayang,"
Beberapa anak biasanya akan mengikuti perilaku orangtua di rumah.
Maka di masa pandemi ini Moms bisa memberikan contoh yang baik agar anak bisa menirunya kelak.
Seperti misalnya Moms mengajak anak untuk menerapkan protokol kesehatan yang disiplin atau terbiasa melaksanakan gaya hidup sehat.
"Menjadi teladan bagi anak, mengedukasi anak menjalankan protokol kesehatan secara disiplin dan menerapkan pola hidup sehat".
Selama masa pandemi ada banyak anak remaja yang mengalami perasaan stres.
Disini orangtua bisa menenangkan perasaan mereka.
Moms bisa mengajak anak untuk mengingat memori-memori atau kejadian lama yang menyenangkan.
Ajak anak untuk melakukan kegiatan seru dan juga menyenangkan di dalam rumah.
Moms bisa melakukan beberapa aktivitas fisik misalnya seperti olahraga tetapi dengan protokol kesehatan yang ketat.
"Menjaga kebutuan gizi dan mental anak, dan melakukan aktivitas bersama anak di rumah".
Di masa pandemi mau tak mau Moms pasti merasakan anak lebih dekat dengan gawainya.
Maka penggunaan hariannya wajib dikontrol.
Moms perlu memberikan batasan waktu kapan anak boleh mengakses internet dan kapan waktu mereka untuk belajar, bermain atau beristirahat.
Penulis | : | Ruby Rachmadina |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR