Nakita.id - Mengasuh anak memasuki usia remaja menjadi tugas bersama orangtua.
Moms dan Dads harus bisa memastikan mengasuh anak memasuki usia remaja dengan komunikasi yang positif.
Orangtua memiliki peranan yang sama dalam mengasuh anak memasuki usia remaja.
Baik Moms atau Dads berperan penting saat anak memasuki masa pubertas.
Pastikan orangtua bisa membimbing, mengawasi sekaligus bisa berperan sebagai pendengar yang baik untuk anak.
Namun acapkali ketidakharmonisan dalam rumah tangga membuat beberapa orangtua memutuskan untuk bercerai.
Ketika anak memasuki usia remaja dan mengalami orangtua bercerai tentu sangat sulit untuk menghadapinya.
Perpisahan dalam hubungan orangtua tentu memberikan dampak besar pada psikologi anak.
Apalagi, anak remaja belum bisa mengelola emosi untuk bersikap terhadap hal yang mereka alami.
Anak remaja yang dihadapkan peristiwa perceraian orangtua tentu hatinya mengalami perdebatan.
Anak pasti merasa tidak nyaman, sedih, kehilangan semangat, cemas dan mudah tersinggung, apalagi jika ada orang lain yang menanyakan soal perceraian ini padanya.
Dalam mengasuh anak memasuki usia remaja ketika Moms dan Dads bercerai memang menjadi tantangan terberat.
Namun dalam wawancara bersama Nakita, Selasa (19/72022) Deputi Bidang Pemenuhan Anak Kemen PPPA Ir. Agustina Erni Susiyanti,M.Sc, meski orangtua bercerai pemenuhan hak anak harus tetap terpenuhi.
Kesejahteraan anak tetap jadi prioritas utama bagi Moms dan Dads yang mengalami perceraian.
"Pemenuhan hak anak dan kepentingan terbaik bagi anak harus dipastikan terpenuhi walaupun orangtuanya sudah bercerai," ujarnya.
Orangtua dihimbau untuk tidak hanya memfokuskan akan hak asuh jatuh kepada tangan siapa.
Tapi yang terpenting anak tetap mendapatkan haknya dan tidak mengalami penelantaran.
Hak anak lainnya yang harus dipenuhi oleh orangtua meliputi:
- Anak tidak mengalami kekerasan.
- Anak tidak mengalami diskriminasi.
- Anak tidak mengalami eksploitasi.
- Anak tidak mengalami perlakuan salah lainnya.
Kedua orangtua harus memberikan bimbingan dan pengawasan kepada mereka.
Memberikan pengertian dan juga penjelasan akan semua hal yang anak alami.
Memberikan rasa aman dengan memahami apa sebenarnya perasaan anak.
Ini semua perlu orangtua lakukan agar anak mampu bergaul ke arah yang positif.
Meski orangtua mengalami perceraian, Moms dan Dads harus tetap memiliki rasa empati yang sama pada anak.
Orangtua harus merasakan dan memikirkan bagaimana ada di posisi anak yang tentu masih merasa belum siap mengalami menghadapi realitanya.
Dikhawatirkan anak remaja yang tidak diperhatikan oleh orangtuanya akan memilih pergaulan yang merugikan dirinya kelak.
Untuk itu, meski sudah bercerai Moms dan Dads harus bisa meluangkan waktu untuk anak.
Buatlah persetujuan bersama, misalnya membagi waktu kapan anak tinggal masing-masing dengan keluarganya.
Orangtua perlu membedakan masalah keduanya dengan pola pengasuhan.
Jangan sampai Moms dan Dads menunjukkan perselisihan atau pertengkaran di hadapan anak remaja.
Berikan arahan bagaimana perilaku yang seharusnya dilakukan dan perilaku buruk yang harus ditinggalkan.
Dengan begitu mengasuh anak memasuki usia remaja bisa berjalan dengan baik dan mengembangkan mereka untuk berperilaku positif.
Apa Itu Silent Treatment? Kebiasaan Revand Narya yang Membuatnya Digugat Cerai Istri
Penulis | : | Ruby Rachmadina |
Editor | : | Poetri Hanzani |
KOMENTAR