Nakita.id - Ketika lahir, anak hanya mengenal dua emosi yakni bahagia dan sedih.
Saat sesuatu yang tak nyaman terjadi, cara melampiaskannya pun hanya dengan menangis.
Seiring dengan pertambahan usia, perkembangan emosi pun terjadi.
Sayangnya, pada balita, korteks frontalnya belum sepenuhnya berkembang sehingga ia belum bisa memahami apa yang dirasakannya.
Anak mulai merasakan gejolak emosi yang tidak dipahaminya, misalnya marah, kecewa, kesepian, dan kehilangan.
Oleh sebab anak belum mampu memahami perubahan emosi ini, akhirnya ia akan melakukan hal-hal yang terlihat seperti aktivitas yang nakal.
Misalnya, berguling-guling di lantai, menangis, membanting mainan, mendorong temannya, dan sebagainya.
Yang pada akhirnya ini juga menjadi penyebab tantrum pada anak.
Di sini lah peran Moms dan Dads dibutuhkan untuk membantu Si Kecil memahami perasaannya.
Ada beberapa cara yang bisa Moms dan Dads lakukan dalam mendampingi Si Kecil agar bisa melewati tahap ini dengan baik.
Salah satunya adalah dengan membaca dan memberikan gambaran tentang bagaimana emosi tersebut dapat kita rasakan.
Bobo Fun Fair dan Jelajah Kuliner Bintang Jadi Ajang Nostalgia di Uptown Mall BSBCity Semarang
Penulis | : | Nita Febriani |
Editor | : | Nita Febriani |
KOMENTAR