Hal ini didorong oleh kebutuhan hidup yang tinggi, serta budaya kerja yang bergeser dari kebutuhan hingga jadi kebiasaan.
"Padahal, hustle culture ini bisa berdampak pada kesehatan fisik dan mental yang bisa berujung pada masalah vitalitas pria dan masalah seksual lainnya," kata dr. Boyke.
dr. Boyke mengatakan karena kelelahan dan banyaknya tekanan hidup, tak jarang hal ini memicu penurunan gairah seks pria.
Gairah seks yang rendah pada pria menggambarkan penurunan minat mereka terhadap aktivitas seksual.
Berdasarkan data yang dipublikasikan oleh American Urological Association menyebutkan bahwa, 30-40 persen pria pernah mengalami ejakulasi dini.
Diketahui, bahkan 1 dari 5 pria berusia 18-59 tahun mengidap kondisi ini.
dr. Boyke mengungkapkan ada beberapa faktor yang menyebabkan ejakulasi dini.
Diantaranya, masalah psikologis seperti stres, depresi, dan faktor lain yang memengaruhi kesehatah mental dan emosional yang dapat memperburuk kondisi itu.
Selain ejakulasi dini, masalah seksual yang kerap dialami pria adalah gangguan ereksi, kurang bergairah, peyrone (penis membengkok akibat pembentukan jaringan parut di batang penis), dan gangguan kesuburan.
Sejumlah permasalahan inilah yang menjadi alasan diluncurkannya produk HORN.
"Dengan mengonsumsi HORN diharapkan pria dapat menjadi 'tanduk' alias kuat, keras, dan menjadi pelindung bagi pasangan," kata dr. Boyke.
For the Greater Good, For Life: Komitmen ParagonCorp Berikan Dampak Bermakna, Demi Masa Depan yang Lebih Baik Bagi Generasi Mendatang
Penulis | : | Kintan Nabila |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
KOMENTAR