Misalnya, rumah yang berantakan, kotor, tidak terawat, temaram, dan sebagainya.
Selain suasana rumah yang menimbulkan depresi pada anak, perilaku anggota keluarga yang depresi ini pun bisa menjadi contoh yang ditiru oleh anak.
Jadi jangan sampai anak terpapar pada orang yang mempunyai perilaku depresi.
Anak-anak juga bisa menghadapi permasalahan rumit.
Misalnya, kesulitan mengikuti pelajaran di sekolah, mengalami kekerasan, pelecehan seksual.
Atau bisa saja anak mempunyai pengalaman traumatis yang biasanya tidak mampu diatasinya dengan baik.
Permasalahan-permasalahan ini dapat memicu munculnya depresi.
Perubahan hormonal atau kondisi fisiologis lainnya juga bisa membuat anak menjadi sensitif.
Sehingga, anak berpeluang mengalami depresi.
Hal ini bisa terjadi pada anak-anak yang sedang mengalami pubertas.
Bisa juga terjadi pada anak-anak yang mengalami anemia (kekurangan zat besi), gangguan tiroid, virus, alergi makanan, dan gula darah yang tidak stabil. (Sumber: Tabloid Nakita)
Source | : | Tabloid Nakita |
Penulis | : | David Togatorop |
Editor | : | David Togatorop |
KOMENTAR