Hingga akhirnya pada 1914, cabang dari NPO itu disahkan untuk berdiri dengan nama Nederlands-Indische Padvinders Vereeniging (NIPV) atau Persatuan Pandu-pandu Hindia Belanda.
Sayangnya, saat itu, belum ada orang Indonesia yang mengikuti organisasi NIPV.
Sebab, pada masa awal-awal pembentukannya, organisasi itu hanya diikuti oleh orang-orang keturunan Belanda saja, Moms.
Hingga akhirnya di 1916, didirikan satu organisasi lain.
Berbeda dengan NPO, organisasi hanya diperuntukkan bagi pandu-pandu pri bumi.
Organisasi yang diprakarsai oleh Mangkunegara VII itu diberi nama Javaansche Padvinders.
Berawal dari Javaansche Padvinders itulah, ada banyak organisasi yang muncul di wiliayah Hindia-Belanda.
Diantaranya, ada organisasi Padvinder Muhammadiyah (Hizbul Wathan), Nationale Padvinderij, Syarikat Islam Afdeling Pandu, Kepanduan Bangsa Indonesia, dan banyak lainnya.
Hingga pada Desember 1934, Lord-Baden Powell mengunjungi organisasi kepanduan di Batavia (Jakarta), Surabaya dan Semarang.
Lalu, di tahun 1937, pandu-pandu bumiputera juga turut menghadiri Jambore Pramuka yang diadakan di Belanda.
Sampai akhirnya, Indonesia juga turut mengadakan kegiatan perkemahan dan jambore kepanduan yang diadakan di berbagai tempat.
Baca Juga: Mengenal Robert Baden-Powell, Bapak Pandu Dunia yang Berjuang Demi Pramuka di Seluruh Dunia
Penulis | : | Geralda Talitha |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
KOMENTAR