Nakita.id - Perkembangan fisik anak menjadi salah satu perhatian orang tua sebab jangan sampai anak mengalami tubuh pendek.
Memang ada banyak penyebab anak pendek, tapi bagaimana kalau anak pendek tapi orangtuanya bertubuh tinggi?
Perlu diketahui bahwa bakat genetik menjadi salah satu faktor penting yang memengaruhi tinggi tubuh anak.
Setelah itu kita perlu tahu apakah si kecil benar-benar bertubuh pendek atau sekadar kurang tinggi (sesuai keinginan kita).
Untuk melihatnya, kita bisa melihat grafik pertumbuhan tinggi badan.
Untuk pemeriksaan awal umumnya dokter akan melihat potensi genetik anak berdasarkan tinggi kedua orangtuanya, termasuk masa pubertas kedua orangtuanya.
Potensi tersebut kemudian disandingkan dengan pertumbuhannya pada grafik.
Jika memang tubuh si kecil pendek karena genetik, dokter akan melihat masalah gizinya.
Bila memang baik, anak berarti berada dalam variasi normal.
Pertumbuhannya bagus namun perawakannya memang pendek dari "sononya”, jadi tak bisa diapa-apakan.
Karena itu tidak perlu pemeriksaan lebih lanjut.
Baca Juga: Benarkah Anak Pendek Jadi Tanda-tanda Kekurangan Nutrisi? Ahli Gizi Ini Sudah Menjelaskan
Jika dokter menemukan pendeknya tubuh anak bukan karena genetik, akan diadakan pemeriksaan lanjutan untuk mencari penyebabnya.
Umumnya pemeriksaan yang akan dilakukan adalah radiologi dengan foto tulang bagian tangan kirinya saja.
Foto tulang ini untuk mengetahui usia tulang (bone age).
Anak yang pendek karena variasi normal (salah satu orangtuanya pendek), maka bone age-nya akan sesuai usia.
Sebaliknya, jika ada masalah pada hormon, gangguan hipotiroid, misalnya, bone age-nya akan terlambat dari usia anak.
Contoh, usia anak 4 tahun namun bone age-nya usia anak 1 tahun.
Bila sudah terkonfimasi bahwa pendeknya anak diakibatkan oleh hormon (hipotiroid), barulah dokter akan mengupayakan terapi hormon.
Berikut beberapa kemungkinan penyebab tubuh pendek:
Contoh, ada penyakit infeksi saluran kemih yang tak tertangani, gagal ginjal kronis sejak kecil, tuberkulosis, infeksi parasit/ cacingan, dan sebagainya.
Untuk mengetahui perlu dilakukan pemeriksaan dan dilakukan pengobatan untuk mengatasi penyakitnya dulu.
Setelah itu, bisa dilakukan terapi hormon pertumbuhan.
Anak pendek dan kurus juga bisa disebabkan kurang gizi (malnutrisi) yang solusinya tentu dengan memperbaiki asupan gizi buah hati.
Idealnya asupan gizi anak harus cukup dan seimbang sehingga tidak hanya salah satu zat saja yang diutamakan, kalsium, misalnya.
Kalsium memang penting untuk pertumbuhan tulang, namun tanpa vitamin D yang cukup, penyerapannya tak akan maksimal.
Jika keduanya tercukupi, tetapi asupan protein anak kurang, juga tidak ada gunanya untuk pertumbuhan.
Sekali lagi, semua zat gizi harus seimbang, tidak boleh kekurangan ataupun kelebihan.
Ada anak yang secara gizi baik dan tampak chubby, tetapi tubuhnya pendek.
Untuk kasus ini perlu dipikirkan adanya masalah hormonal, misalnya kekurangan hormon tiroid (hipotiroid) yang bisa disebabkan faktor bawaan, keturunan, ataupun didapat (autoimun).
Pengobatannya dengan pemberian obat tiroid yang diminum setiap hari. Untuk hipotiroid bawaan, konsumsi obat dilakukan seumur hidup.
Salah satu jenis kelainan tulang adalah akondroplasia yang menyebabkan tulang jadi lebih pendek sehingga tinggi badannya juga jadi pendek.
Penyebabnya kelainan gen yang membuat pertumbuhan tulang sangat cepat sehingga tulang malah menjadi pendek-pendek.
Untuk kasus tubuh pendek akibat kelainan tulang sayangnya belum ada terapi yang efektif. (Sumber: Tabloid Nakita)
Baca Juga: Cara Membedakan Anak yang Kurus Sehat dan Anak yang Kurang Gizi Cukup Lihat Perut Bagian Bawahnya
National Geographic Indonesia: Dua Dekade Kisah Pelestarian Alam dan Budaya Nusantara
Source | : | Tabloid Nakita |
Penulis | : | David Togatorop |
Editor | : | David Togatorop |
KOMENTAR