Nakita.id - Pencegahan dan penanganan stunting pada anak balita sampai saat ini masih menjadi prioritas pemerintah.
Puskesmas menjadi salah satu pilar penting dalam program pencegahan stunting di Indonesia.
Kini, telah diluncurkan pedoman Manajemen Pelayanan Gizi Spesifik di Puskesmas untuk pencegahan dan penurunan angka stunting.
Melansir dari laman stunting.go.id, prevalensi Balita stunting di Indonesia sejauh ini mengalami penurunan.
Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018, prevalensi stunting mengalami penurunan dari 37,2% menjadi 30,8%.
Selain itu, hasil Studi Status Gizi Balita Indonesia (SSGBI) tahun 2019 menunjukkan prevalensi Balita stunting sebesar 27,67%.
Sayangnya, angka tersebut masih mencerminkan banyaknya balita yang mengalami stunting di Indonesia.
Stunting dikaitkan dengan berbagai faktor penyebabnya, mulai dari asupan gizi ibu dan anak, status kesehatan Balita, ketahanan pangan, lingkungan sosial dan kesehatan, lingkungan pemukiman, dan kemiskinan.
Berbagai penelitian dunia menunjukkan bahwa, prevalensi stunting dapat diturunkan secara signifikan dengan meningkatkan cakupan intervensi gizi spesifik hingga ≥ 90%.
Sayangnya, banyak ibu hamil mengalami permasalahan gizi, terutama karena adanya masalah pada saat remaja dan sebelum hamil.
Saat remaja, ibu hamil mungkin mengalami kekurangan gizi kronis dan anemia sehingga berdampak buruk pada kesehatan saat hamil.
Baca Juga: Cara Membedakan Anak yang Kurus Sehat dan Anak yang Kurang Gizi Cukup Lihat Perut Bagian Bawahnya
Tingginya angka malnutrisi pada remaja putri, berkontribusi pada peningkatan morbiditas dan mortalitas pada kehamilan dan persalinan.
Serta, peningkatan risiko melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR).
Oleh karena itu, pemerintah Indonesia mengajak masyarakat melakukan pencegahan dan penanganan stunting pada anak balita.
Salah satunya melalui puskesmas yang menjadi pilar penting dalam program pencegahan stunting di Indonesia.
Diharapkan Puskesmas dapat memaksimalkan pelayanan gizi spesifik melalui Pedoman Manajemen Pelayanan Gizi Spesifik di Puskesmas untuk Percepatan Penurunan Stunting di Indonesia.
Pelayanan gizi spesifik di puskesmas meliputi kegiatan berikut ini.
- Konseling Pemberian Makan Bayi dan Anak (PMBA).
- Pemantauan Pertumbuhan dan Pemantauan Status Gizi.
- Suplementasi Gizi dengan pemberian TTD (Tablet Tambah Darah) bagi ibu hamil dan remaja putri.
- Suplementasi kapsul vitamin A untuk anak 6-59 bulan, kapsul vitamin A pada ibu nifas, dan Taburia untuk anak 6-59 bulan.
Taburia adalah bubuk multivitamin dan multimineral untuk memenuhi kebutuhan vitamin dan mineral anak balita.
Baca Juga: Stunting Ancaman Bangsa! Ketahui Peran Bidan Untuk Cegah Stunting Di Indonesia
- Pemberian MT (makanan tambahan) bagi ibu hamil KEK (Kekurangan Energi Kronis) dan Balita gizi kurang usia 6-59 bulan.
- Pencegahan dan Tatalaksana Gizi Buruk pada Balita usia 0-59 bulan.
Nah Moms, itulah beberapa program pencegahan stunting di puskesmas.
Penting sekali bagi orangtua untuk mengamati tumbuh kembang anak sebagai langkah pencegahan stunting.
Stunting pada balita memberikan dampak yang tidak bagus untuk perkembangannya.
Diantaranya, anak jadi mudah sakit, kemampuan kognitif berkurang, fungsi-fungsi tubuh tidak seimbang dan gangguan lainnya.
Selain melalui program pencegahan stunting di puskesmas, stunting dapat dicegah dengan berbagai cara.
Hal yang paling penting adalah mempersiapkan calon ibu agar memenuhi kebutuhan gizi selama 1000 hari kehidupan anak (HPK).
1000 hari kehidupan anak dimulai sejak fase pembuahan atau terbentuknya janin dalam kandungan, sampai anak lahir dan berusia 2 tahun.
Selain itu, upaya pencegahan lainnya adalah pemberian ASI eksklusif dan makanan pendamping asi yang sehat dan bergizi tinggi.
Juga, ketersediaan akses air bersih dan fasilitas sanitasi, serta rutin memantau pertumbuhan balita di posyandu.
Baca Juga: Pekan Menyusui Sedunia 2022, Lactaboost Kampanyekan Pentingnya ASI Eksklusif untuk Cegah Stunting
Bantu Kurangi Tanda Penuaan Dini, Collagena Hadir Penuhi Kebutuhan Kolagen Sebagai Kunci Awet Muda
Penulis | : | Kintan Nabila |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
KOMENTAR