Nakita.id - Memperhatikan saluran cerna Si Kecil adalah hal penting yang harus Moms lakukan.
Sebab, saluran cerna merupakan salah satu bagian penting dalam tubuh Si Kecil yagn berperan dalam pertumbuhan, perkembangan, daya tahan tubuh dan kesehatan Si Kecil secara keseluruhan.
Hal itulah yang membuat saluran cerna menjadi siste perlindungan terdepan sekaligus cermin kesehatan anak.
Dengan memiliki saluran cerna yang sehat, maka sistem kekebalan tubuh Si Kecil akan terbentuk dengan baik baik dan juga membuat Si Kecil terhindari dari gangguan kesehatan, termasuk gangguan alergi.
Untuk mendukung optimalisasi kesehatan saluran pencernaan khususnya untuk anak di atas usia 1 tahun yang merupkaan bagian dari golden period tumbuh kembang anak, dibutuhkan konsumi serat yang cukup sebagai salah satu golden nutrition atau nutrisi penting bagi tubuh.
Di Indonesia sendiri, kecukupan serat anak masih belum memenuhistandar rekomendasi asupan serat harian.
Dari data Riskesdas (Riset Kesehatan Dasar) tahun 2018, 95,5 persen penduduk indonesia berusia di atas 5 tahun masih kurang mengonsumsi serat.
Oleh karena itu, pemahaman pemberian serat kepada anak masih terus gencar dilakukan kepada para orang tua.
Seperti yang dilakukan Danone dalam webinar Peran Serat Terhadap Kesehatan Saluran Cerna dan Alergi pada Anak yang diadakan Selasa (23/08/2022).
dr. Endah Citraresmi, Sp.A(K), Konsultan Alergi dan Imunologi Anak mengatakan pentingnya peranan penting serat terhadap kesehatan saluran cerna anak.
"Asupan makanan serat tidak bisa diremehkan. Apabila asupan serat tidak tercukupi, maka bisa berpengaruh terhadap gangguan kesehatan anak, salah satunya menyebabkan alergi pada anak," ungkap dr. Endah.
Oleh sebab itu, Moms and Dads perlu memiliki pemahaman yagn cukup serta kejelian dalam memilih dan memberikan asupan nutrisi yang sesuai dengan kondisi anak.
Sebab sangat penting bagi Si Kecil untuk mengonsumsi serat dalam jumlah cukup sesuai angka kecukupan gizi (AKG) yang telah ditentukan berdasarkan kelompok umur.
"Dengan mengonsumsi serat dalam jumlah cukup, dapat memberikan sejumlah manfaat bagi kesehatan anak, seperti memperbaiki keseimbangan sistem imunitas tubuh, mengurnagi inflamsi akibat alergi dan bermanfaat bagi mikrobiota di dalam saluran cerna yang akan membaut nutrisi makanan terserap dengan optimal," sambung dr. Endah Citraresmi, Sp.A(K).
Dijelaskan dr. Endah, Alergi merupakan bentuk reaksi sistem kekebalan tubuh terhadap zat lain yang dianggap berbahaya walaupun sebenarnya tidak.
Sekitar 10 persen anak pada satu tahun pertama, mengalami reaksi alergi terhadap makanan yang diberikan.
Alergi makanan secara signfikan dapat mempengaruhi tumbuh kembang dan kualitas hidupnya.
Alergi makanan juga dapat berdampak pada masalah emosi dan perilaku anak seperti terbatasnya pemilihan makanan di luar rumah dan di sekolah, kecemasan timbulnya reaksi alergi jika tidak sengaja mengkonsumsi makanan tersebut hingga membuat Si Kecil berisiko mengalami bullying di sekolah.
Hal itulah yang dikatakan Anastasia Satriyo, M.Psi, selaku psikolog anak.
"Kondisi alergi yang dialami anak bukan hanya mempengaruhi kesehatan fisik, namun juga dapat memengaruhi kondisi psikologis si kecil dan orang tuanya," ungkap Anastasia.
Dampak psikologis dan alergi makanan tersebut, seringkali membuat orang tua memikirkan dan mengkhawatirkan kondisi Si Kecil sehingga bisa membuat orang tua menjadi cemas.
"Oleh karena itu, alergi bukan hanya dapat memengaruhi kondisi psikologis Si Kecil, namun orang tua juga akan turut meraskan efeknya secara langsung," sambungnya lagi.
Agar tak berpengaruh besar terhadap psikologis, Moms and Dads bisa ikuti saran Anastasia ini ketika menghadapi perilaku Si Kecil yang sulit memakan serat seperti buah dan sayur:
- Berlatih mengelola emosi dengan latihan napas sadar dan rileks
- Berlatih menamai emosi-emosi yang Moms and Dads rasakan sehingga dapat membantu anak dalam mengenal dan menamai emosi yang muncul
- Orangtua harus bisa menerima dan memvalidasi emosi Si Kecil
Dikatakan Anastasia, ada dampak positif yang bisa Si Kecil rasakan apabila menerima perlakukan hangat dari Moms, nih.
"Relasi hangat dari orang tua dan lingkungan yang memberikan rasa aman secara emosi dapat membantu pemulihan anak dengan alergi," tuturnya.
"Karena alergi sangat rentan terpicu oleh stress emosi dan kondisi psikologis," lanjut Anastasia lagi.
Dalam menghadapi anak yang alergi, Moms juga harus bersikap yang tenang, ya.
Agar hal itu bisa terjadi, Anastasi Satriyo, M.Psi menyarankan Moms untuk lakukan sikap connection berfore correction, yaitu membantu mengasuh secara emosi.
"Orang tua dapat melakukan connection berfore correction selama 5-45 menit," jelasnya lagi.
"Contohnya dengan cara melakukan hal yang disukai para orang tua seperti olahraga atau mengonsumsi makanan favorit," pungkas Anastasia.
Penulis | : | Geralda Talitha |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR