Nakita.id - Mata adalah organ tubuh yang krusial sehingga wajib kita rawat dengan baik.
Namun karena satu dan lain hal penyakit pada mata bisa terjadi, termasuk bintitan yang bisa juga terjadi pada anak.
Untuk itu, kita perlu mengetahui gejala dan penyebab mata bintitan pada anak.
Misalnya, kita menjaga kebersihan bulu mata dan perhatikan pola makan agar bintitan tak terjadi berulang-ulang.
Bintitan (hordeolum) merupakan benjolan kecil yang terjadi pada palpebra (kelopak mata).
Penyebabnya, infeksi kuman stafilokok yang bila tak diobati secara dini akan makin membesar/meluas.
Di dalam kelopak mata terdapat banyak kelenjar lemak yang disebut kelenjar meibom.
Kelenjar lemak inilah yang terinfeksi.
Penyebabnya, debu-debu yang menempel di bulu mata.
Kuman yang “datang” bersama debu-debu inilah yang akan menimbulkan infeksi kelenjar lemak di bulu mata.
Itu sebabnya kita harus membersihkan bulu mata dengan sabun atau sampo bayi saat mandi, agar bulu mata bersih kembali.
Bintitan bisa juga disebabkan metabolisme lemak.
Anak yang terlalu sering minum susu atau makan telur akan terkena beberapa kali bintitan.
Sebab, makanan jenis itu menyebabkan metabolisme lemaknya jadi tak benar. Di
samping itu, dalam satu kelopak mata terdapat sekitar 20-30 kelenjar lemak, hingga bisa saja seorang anak terkena bintitan secara berulang-ulang pada kelenjar-kelenjar yang berbeda.
Menjadi berbahaya jika infeksi tersebut terulang pada satu kelenjar. Keadaan tersebut besar kemungkinan akan mengakibatkan keganasan atau kanker.
Namun, keganasan ini hanya mungkin terkena pada orang yang sudah lanjut usia dan tidak pada anak kecil.
Bintitan dibedakan jadi dua, yaitu: hordeolum eksternum (ada di luar; benjolan agak lebih kecil dan letaknya di sebelah luar, tepatnya di sekitar bulu mata) dan hordeolum internum (terjadi di dalam kelopak mata; ditemukan agak ke dalam dan lebih tebal serta besar hingga terasa mengganjal pada mata).
Ada pula bintitan kalazion, benjolan yang mengeras dan sudah tak aktif lagi.
Anak yang terkena hordeolum, awalnya akan tampak suatu benjolan merah dan terasa sakit bila ditekan di dekat pangkal bulu matanya.
Sedangkan pada kalazion, muncul peradangan sangat ringan.
Bila kista atau kantong ini cukup besar dapat menyebabkan kelopak mata menebal dan teraba suatu benjolan keras di dalamnya, hingga akan menekan bola mata dan dapat menimbulkan gangguan atau penurunan penglihatan.
Dengan pemberian obat antiinfeksi/antibiotika berupa tablet, kapsul maupun sirup.
Ingat, bukan salep.
Kebersihan dan pola makan pun sebaiknya dijaga, agar jangan sampai bintitan terjadi berulang-ulang.
Jika benjolan masih kecil, akan lebih baik bila juga dikompres dengan air hangat karena membantu mempercepat penyembuhan.
Tapi jika sudah membesar, tak akan semuanya hilang dan nanahnya tak bisa dikeluarkan hingga perlu dilakukan insisi atau pembedahan.
Pada kasus kalazion tak memerlukan antibiotik.
Melainkan dengan pengurutan ke arah muara kelenjar meibom.
Atau langsung diadakan pembedahan berupa insisi dan kuretase untuk mengeluarkan isi kelenjar.
Namun tetap perlu pengompresan dengan air hangat agar bisa mempercepat proses penyembuhan.
Demikian apa yang harus kita ketahui mengenai penyebab bintitan dan gejalanya.
Dan yang paling penting, ketahui cara pengobatan yang benar untuk mata bintitan. (Sumber: Tabloid Nakita)
Source | : | Tabloid Nakita |
Penulis | : | David Togatorop |
Editor | : | David Togatorop |
KOMENTAR