Nakita.id – Kartika Putri dan Habib Usman bin Yahya memilih untuk tidak memperbolehkan anak-anaknya bermain handphone dan menonton televisi.
Langkah pasangan ini untuk membatasi penggunaan gawai rupanya sudah dilakukan sejak lama.
Di saat kebanyakan orangtua memberikan anak mereka kebebasan untuk bermain handphone, Kartika Putri dan Habib mengambil langkah yang berbeda.
Bukan tanpa alasan, Kartika Putri mengungkapkan bahwa cara ini sudah ia lakukan sejak dulu.
Sejak pertama kali nikah dengan Habib, Kartika Putri sudah diberi kepercayaan oleh ibu anak-anak dan Habib.
Hal itu ia ungkapkan ketika dirinya menjadi bintang tamu acara televisi FYP yang dipandu oleh Raffi Ahmad dan Irfan Hakim.
“Dari jamannya Ipeh, pertama kali aku nikah sama Habib dipercaya ibu anak-anak dan Habib. Aku pertama kali adalah enggak boleh main handphone sama sekali,” ujar kartika Putri.
Sang suami, Habib juga menambahkan didikan ini sudah mereka terapkan pada anak pertama Syarifah Syahra Tusalwa alias Ipeh.
“Jadi kalau Ipeh itu baru megang handphone pas berangkat ke Yaman, dan itupun hari hari enggak boleh,” kata Habib.
“Dia cuma pegang hp yang androidnya itu cuma 6 minggu sekali, dan handphone yang biasa yang jadul itu seminggu sekali,” tambahnya.
Habib menerangkan bahwa hal ini merupakan peraturan dari sekolah anak di Yaman.
Tapi selain itu, Kartika Putri memiliki alasan tersendiri mengapa dirinya melakukan cara ini.
Tidak hanya Ipeh, rupanya cara ini juga diterapkannya untuk anak-anaknya lain.
“Sama Syajid, Syatir, Khalisa pun kalo dia mau ngeliat yang edukasi ya aku kasih 5 menit 10 menit, dia langsung pulangin lagi,” ungkap Kartika.
Meski kesepakatan berdua, rupanya keputusan ini pertama kali tercetuskan oleh Kartika.
Kartika Putri mengaku sikap ini diambil lantaran dirinya tidak bisa memantau selamanya apa yang anak-anaknya lihat di handphone dan TV.
Jadi, dia memilih untuk membatasi penggunaan barang elektronik itu setiap harinya.
“Kenapa kita enggak kasih handphone dan TV, sebenarnya itu keputusan aku duluan karena aku bilang kita enggak bisa kontrol,” terang Kartika.
“Gampang sekalikan nge-klik apapun gitu, kita juga enggak bisa 24 jam pantau dia terus ya kan,” lanjutnya.
Dirinya juga mengatakan bahwa dari adanya hal ini anak-anaknya mungkin tidak tahu apa yang sedang menjadi trend saat ini.
“Jadi buat aku kaya kita enggak bisa kontrol apa yang dia lihat, sama televisi juga kita enggak bisa kontrol apa yang dia tiru,” ujar Kartika.
“Makanya kalau anak jaman sekarang yang joget-joget gitu anak-anak aku enggak ngerti gitu,” imbuhnya.
Kendati demikian, perkembangan berita atau semacamnya anak-anaknya bisa tahu dari orang-orang rumah.
Bahkan Kartika Putri terkejut selepas dirinya kembali dari luar negeri, anaknya bisa hapal lagu dangdut.
Terbiasa mendengar lagu itu dari gerobak musik yang tiap hari lewat depan rumah, anaknya bisa hapal lagu dangdut tersebut.
Mengenai hal ini Kartika Putri memiliki pola pengasuhan baru.
“Tapi akhirnya kita kasih pola baru, aku bilang ‘oke kamu boleh nyanyi lagu itu tapi kalau ada Aba enggak boleh, shalawat aja,” tutur Kartika.
Dibesarkan dengan keluarga yang kental dengan ajaran agama, Habib dan Kartika memiliki harapan tersendiri untuk masa depan anak-anaknya.
Habib yang memang aktif sebagai pendakwah menginginkan anak-anaknya berkecimpung di dunia yang sama dengan dirinya.
“Anak itu dididik, diatur, dan diarahkan jadi apa yang pertama untuk jadi pendakwah, yang kedua untuk belajar menuntut ilmu, yang ketiga dia harus pesantren,” ujar Habib.
Namun sedikit berbeda dengan Habib, Kartika Putri mengaku ingin anak-anaknya dipersiapkan untuk menghadapi dunia yang sebenarnya.
“Kalau habib kan gitu, kalau aku basicnya adalah kan anak-anak juga ribut orang-orang diluaran kok Syajid, Syatir, Khalisa di international school, kenapa enggak di sekolah islam aja,” terang Kartika.
“Buat aku pribadi, kita punya planing kalau Habib bagian yang menanamkan keagamaan secara dini di rumah, adab, akhlak, semua. Tapi aku mempersiapkan anak-anak untuk menghadapi dunia kenyataan,” pungkasnya.
Penulis | : | Syifa Amalia |
Editor | : | Poetri Hanzani |
KOMENTAR