Nakita.id - Dads bisa #BerperanSama mengikuti empat tips ini saat ingin membicarakan topik yang sensitif dengan Si Kecil.
Saat berbicara dengan Si Kecil, Dads tak harus selalu membicarakan topik-topik yang ringan saja.
Ada kalanya Dads juga bisa membicarakan topik sensitif yang juga perlu untuk dibicarakan dengan Si Kecil.
Topik-topik sensitif yang dimaksud, contohnya berkaitan dengan isu-isu sosial yang banyak menjadi perbincangan hangat orang banyak.
Hal ini penting Dads lakukan.
Sebab, melihat perkembangan teknologi saat ini yang semakin canggih, anak-anak akan lebih mudah untuk mengakses topik-topik sensitif tersebut, tanpa tahu maksud dan tujuan sebenarnya dari informasi yang diberitakan.
Nah disinilah, peran Dads sebagai orangtua sangat diperlukan.
Jika saat ini Dads sedang mencoba untuk membicarakannya dengan Si Kecil di rumah, Nakita akan berikan tips-tips yang bisa Dads lakukan saat ingin membicrakan topik sensitif dengan Si Kecil.
Melansir dari The Juice Learning, berikut sederet tips yang bisa Dads praktikkan.
1. Ciptakan Ruang yang Aman
Sebelum memulai percakapan tentang topik sensitif, penting bagi Dads untuk memastikan Si Kecil merasa aman dan nyaman untuk bertanya tentang hal-hal yang belum pernah diketahui sebelumnya.
Bila Dads sudah melakukan itu, maka Si Kecil akan bisa untuk mencoba memahami soal topik sensitif yang Dads bicarakan.
Untuk menciptakan ruang aman saat membicarakan topik sensitif, cara pertama yang bisa Dads lakukan adalah dengan memasukkan aturan dan pedoman percakapan ke dalam kehidupan sehari-hari.
Dua cara yang Dads lakukan itu nantinya dapat membuat Si Kecil lebih berani untuk kembali membicarakan topik sensitif lainnya di lain waktu bersama Dads.
2. Jangan Biarkan Percakapan Hanya Terjadi Sekali
Percakapan tentang topik-topik penting atau sensitif tidak boleh hanya dilakukan dalam satu kali saja.
Dads perlu melakukannya dalam rangkaian waktu saat Si Kecil masih dalam masa kanak-kanak.
Pastikan Dads menjaga agar percapakan tetap terbuka dan berkelanjutan.
Hal itu penting dilakukan, agar Si Kecil merasa aman untuk mengajukan pertanyaan dan pemikiran yang muncul setelah percakapan berakhir.
Atau, Dads juga bisa menggunakan waktu saat kumpul keluarga untuk melakukan hal ini dengan Si Kecil.
Contohnya, saat waktu makan malam bersama keluarga, Dads bisa memberikan kesempatan kepada anggota keluarga lain termasuk Si Kecil untuk membahas tentang suatu topik yang membuatnya penasaran.
Setelah percakapan berakhir, Dads bisa bantu Si Kecil agar bisa tetap berpikir kritis tentang topik sensitif yang sedang dibicarakan.
Baca Juga: Ayah Berperan Sama Meredakan Tantrum pada Anak yang Mengamuk di Depan Umum
3. Jangan Hindari Percakapan
Membicarakan topik yang serius dengan Si Kecil, mungkin menakutkan untuk Dads lakukan.
Apalagi, jika Dads tak tahu menahu soal kebenaran dari topik sensitif yang ditanyakan Si Kecil.
Meski demikian, bukan berarti Dads bisa menghindari percakapan, ya.
Daripada berbohong atau mengarang tentang hal yang tidak Dads ketahui, jujurlah kepada Si Kecil bahwa Dads tidak terlalu mengetahui tentang topik yang ditanyakan.
Dengan cara ini, maka ikatan kepercayaan yang dibangun Dads dengan Si Kecil akan semakin kuat.
Atau solusi lainnya, Dads bisa tawarkan kepada Si Kecil untuk membicarakan topik lain yang lebih Dads kuasai.
4. Mencoba untuk Tidak Memihak
Orang dewasa biasanya memiliki kecenderungan untuk memihak dan bias.
Hal ini biasanya terjadi saat Dads berhadapan dengan topik sensitif.
Nah, kebiasaan ini jangan sampai Dads lakukan ya saat sedang membicarakan topik sensitif dengan Si Kecil.
Baca Juga: Tak Cukup dengan Kata-kata, Begini Cara Berperan Sama Mengajarkan Anak untuk Rendah Hati
Penulis | : | Geralda Talitha |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
KOMENTAR