Nakita.id - Tahukah Bunda, setelah bayi memasuki usia sekitar 6 bulan, ASI saja tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan nutrisinya.
Beberapa tanda bahwa bayi siap diberikan MPASI, antara lain ketika bayi mulai bisa duduk tegak dan dapat mengangkat kepalanya tanpa bantuan, mulai menunjukkan ketertarikan pada makanan serta masih lapar saat sudah diberikan ASI secara rutin. Kalau sudah begini, Bunda bisa mulai memberikan tambahan makanan yang dikenal sebagai makanan pendamping ASI atau MPASI.
MPASI yang berkualitas dapat membantu memenuhi kebutuhan nutrisi bayi sehingga pertumbuhannya optimal dan kekebalan tubuhnya kuat. Usahakan untuk menyediakan MPASI sesuai dengan tahapan perkembangan anak dan menggunakan bahan baku alami serta metode yang higienis. Lantas, apa saja kriteria MPASI yang berkualitas? Simak di bawah ini, ya, Bunda.
1. Bernutrisi
MPASI mengandung nutrisi seimbang dengan kualitas baik dan kuantitas cukup. Tetap semangat kenalkan pangan baru secara bertahap dan bervariasi karena kadang anak perlu hingga 15 kali mencoba makanan baru sebelum anak mau memakannya.
MPASI berkualitas baik bila memiliki nutrisi yang seimbang, baik makro maupun mikronutriennya. Rekomendasi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), nutrisi seimbang MPASI mengandung 35-60% karbohidrat, 10-15% protein dan 30-45% lemak dari total kebutuhan kalori harian.
Sementara itu, untuk jumlah dan frekuensi, pemberiannya harus disesuaikan dengan kebutuhan energi anak. Tunjukkan teladan makan sehat alih-alih memaksa anak untuk makan ataupun menghabiskan makanannya, ya, Bunda.
2. Utamakan rasa alami
Gunakan bahan baku yang segar dan berkualitas untuk mengurangi kebutuhan menambahkan bumbu berlebihan pada masakan. Hindari tambahan garam, gula maupun penyedap rasa agar anak belajar mengenal makanan alami yang sehat.
Ingatlah bahwa indra pengecap anak lebih sensitif ketimbang orang dewasa. Jadi, yang hambar untuk Bunda belum tentu demikian untuk anak, lo. Untuk memberikan rasa umami, Bunda bisa tambahkan, misalnya rumput laut, jamur, tomat, ikan teri, keju ataupun nutritional yeast.
3. Hindari Makanan Ultra Proses (UPF – Ultra Processed Foods)
Makanan ultra proses semakin mudah ditemukan di pasaran dan mungkin mempersingkat waktu menyiapkan MPASI. Namun, sayangnya, sering kali makanan cepat saji memiliki kalori yang tinggi dengan kandungan lemak jenuh, garam, dan gula yang tinggi sedangkan rendah serat.
Kandungan vitamin dan mineral alaminya juga terkadang sudah hilang akibat proses yang panjang sehingga perlu difortifikasi. Ditambah lagi, dikarenakan kapasitas lambungnya yang kecil dan mudah kenyang, anak lebih membutuhkan pangan yang padat nutrisi ketimbang padat kalori tetapi rendah nutrisi. Oleh karena itu, sebisa mungkin berikan MPASI buatan rumah yang minim proses dan padat nutrisi, ya, Bunda.
Salah satu komponen nutrisi yang cukup penting dalam MPASI adalah lemak pangan. Lemak adalah komponen utama ASI yang dapat memenuhi kebutuhan kalori anak hingga usia sekitar 6 bulan. Setelah usia 6 bulan, kecukupan lemak pada MPASI juga harus dipertimbangkan. Anak membutuhkan lemak berupa kolesterol dan lemak baik seperti omega 3 dan omega 6 yang dapat membantu penyerapan vitamin A, D, E, K,; mendukung pertumbuhan dan perkembangan otak; serta memastikan kebutuhan kalori anak terpenuhi, terutama di masa sulit makan atau sering kali disebut GTM (Gerakan Tutup Mulut).
Beberapa jenis lemak pangan alami yang dapat digunakan untuk MPASI dapat berupa alpukat, telur, ikan berlemak, minyak kelapa murni (virgin coconut oil), minyak biji rami (flaxseeds oil), mentega ataupun ghee.
Pastikan untuk menjaga kualitas lemak saat penyimpanan dan pengolahan karena lemak baik sangat sensitif terhadap paparan cahaya, oksigen dan suhu tinggi. Untuk memasak suhu tinggi, minyak terbaik adalah minyak alpukat dan ghee.
Ghee
Ghee sudah digunakan sejak ribuan tahun yang lalu dalam pengobatan tradisional India dan meluas penggunaannya sebagai bahan masakan baik masakan India maupun Timur Tengah. Ghee dibuat dari lemak susu sapi atau mentega dan telah dimurnikan sehingga kandungan air, karbohidrat (baca: laktosa) dan proteinnya ditiadakan. Dengan demikian, ghee dapat disimpan dalam suhu ruangan dengan aman dan memiliki titik asap yang tinggi (250oC, bandingkan dengan mentega 150oC).
Seperti halnya mentega perlu dibedakan dengan margarin, ghee juga perlu dibedakan dengan minyak samin. Menurut kategori pangan BPOM RI, sebutan ghee dibuat dari lemak susu hewani sedangkan minyak samin dibuat dari lemak nabati, umumnya dari minyak kelapa sawit.
Secara umum, tekstur dan kedayagunaan ghee sedikit berbeda dengan mentega. Jenis lemak pada ghee menyebabkan teksturnya dapat berubah bergantung pada suhu penyimpanan. Ghee akan cair saat panas, mulai berbutir, dan kemudian menjadi padat saat dingin. Ghee juga serbaguna karena dapat diaplikasikan ke metode masak yang lebih beragam, baik ditambahkan sebelum penyajian maupun untuk memasak dengan suhu tinggi. Dari segi rasa, ghee terasa gurih yang mirip dengan mentega, tetapi aromanya lebih kuat.
Selain itu, untuk anak yang memiliki gangguan mencerna laktosa maupun kecenderungan alergi susu sehingga tidak dapat mengonsumsi mentega, ghee dapat menjadi alternatif. Tentu, selalu konsultasikan dengan dokter terlebih dahulu.
Tahukah Bunda, meskipun berasal dari India, ghee juga ada yang telah diproduksi lokal di Indonesia lho. Tidak perlu lagi repot mencari ghee impor, Grassfed Ghee dari Sincere Foods aman dikirim ke seluruh nusantara dan harganya pun lebih ekonomis. Kualitasnya terpercaya karena Sincere Foods hanya menggunakan lemak susu sapi pemakan rumput dan telah mengantongi ijin BPOM RI MD serta Ketetapan Halal MUI.
Mengusung tagline “Spreading Happiness”, Sincere Foods menghadirkan aneka pangan berbasis lemak baik, yakni Grassfed Ghee dan Natural Nut Butter. Terdapat dua pilihan ghee dari Sincere Foods, yakni Ghee Classic dan Aroma Bawang Putih yang diresapi dengan bawang putih segar dari pertanian organik lokal.
Natural Nut Butter berupa selai kacang tanah dan selai kacang almond yang ditawarkan Sincere Foods pun unik karena dibuat murni dari kacang yang dipanggang dan sedikit garam laut, tidak mengandung pemanis tambahan sama sekali sehingga dapat dikonsumsi segala usia yang peduli dengan kesehatan.
Natural Nut Butter dapat menjadi variasi sumber protein nabati dan juga lemak baik. Ada juga pilihan selai cokelat kacang di mana Sincere Foods menggandeng produsen gula sorghum dan artisan cokelat bean-to-bar lokal untuk menciptakan rasa cokelat yang dark dengan sedikit rasa manis, cocok untuk mengisi bekal camilan sehat sekeluarga.
Jika Bunda penasaran ingin mencoba produk Sincere Foods, Bunda dapat mengunjungi website Sincerefoods.id atau marketplace Tokopedia dan Shopee. Saat ini, produk Sincere Foods tersedia secara offline di NUMI Center, Alam Sutera, Tangerang Selatan; toko organik yang menyediakan aneka makanan sehat terkurasi. Silakan ikuti juga Instagram @sincerefoods untuk mengetahui promo terkini dan daftar reseller terdekat.
Terima kasih atas dukungan Bunda terhadap produk lokal UMKM Indonesia. Semoga anak-anak Indonesia terus bertumbuh-kembang dengan cemerlang.
KOMENTAR