Nakita.id - Mungkin pada awal kehamilan semuanya berjalan normal pada ini.
Namun ibu hamil perlu berhati-hati sebab bisa saja terjadi kehamilan kosong.
Karena itu, ibu hamil perlu tahu apa itu penyebab kehamilan kosong berikut dampak serta upaya pencegahannya agar tidak terjadi.
Blighted ovum (BO) atau kehamilan kosong, baru bisa dipastikan setelah kehamilan berusia 7-8 minggu melalui pemeriksaan USG.
Saat itu diameter kantong kehamilan sudah mencapai ukuran antara 2,5-3 cm, sehingga sudah dapat dilihat ada-tidaknya pertumbuhan janin.
Jika terjadi BO, maka yang terlihat hanya kantong kehamilannya saja tanpa janin di dalamnya.
Sebenarnya, BO termasuk kategori kehamilan abnormal.
Sebab, hasil pembuahan tidak disertai dengan tumbuh dan berkembang menjadi janin.
Pada suatu saat kehamilan kosong akhirnya akan keluar dengan sendirinya (abortus spontan).
Itulah mengapa, BO sering baru terdeteksi setelah timbul perdarahan yang biasanya terjadi saat usia kehamilan memasuki pertengahan trimester pertama.
Umumnya jika sudah diketahui BO, akan segera dilakukan tindakan evakuasi atau kuretase.
Baca Juga: Ternyata Ini Alasan Kenapa Ibu Hamil Perlu Sering Periksa Ke Dokter Gigi
Apa penyebab kehamilan kosong belum dapat dipastikan, tapi sekitar 60% BO merupakan akibat kelainan kromosom dan gen.
Ini sama seperti abortus yang terjadi pada kehamilan usia di bawah 3 bulan.
Sisanya, sekitar 40%, disebabkan berbagai faktor.
Di antaranya, infeksi TORCH, kelainan imunologi, diabetes yang tak terkontrol, kelainan yang berasal dari sel telur dan sperma.
Atau mungkin juga semuanya normal, hanya saja waktu proses pembelahan kromosom dan gen terjadi translokasi.
Mereka yang berisiko mengalami BO adalah ibu yang menggunakan program kehamilan dibantu, karena tingkat abortusnya relatif lebih tinggi dibanding mereka yang hamil spontan.
Selain itu, makin tua usia istri dan suami serta semakin banyak jumlah anak, kian besar pula peluang terjadi BO.
Kehamilan kosong dapat berdampak pada keselamatan si ibu.
Bahaya justru muncul kalau terjadi komplikasi dari tindakan yang dilakukan.
Misal, si ibu mengalami perdarahan sebelum kuretase.
Bila perdarahan tergolong berat, si ibu bisa kehabisan darah dan dapat mengancam keselamatan jiwanya.
Baca Juga: Waktu yang Tepat Periksa ke Bidan Setelah Hasil Testpack Positif, Jangan Ditunda Moms!
Jika BO terlambat diketahui, bisa saja ia sudah berubah menjadi kehamilan mola hidatidosa yang beresiko menjadi ganas (koriokarsinoma).
Dampak lainnya, faktor psikologis si ibu.
Tentu sangat berat baginya untuk menerima kenyataan dirinya keguguran.
Butuh waktu yang tidak singkat untuk memulihkan kondisi jiwanya.
Kendati penyebab kehamilan kosong belum bisa dipastikan secara tegas, upaya pencegahan tetap perlu dilakukan.
Yang paling mudah adalah menjalani pola hidup sehat.
Antara lain, banyak mengonsumsi sayuran dan buah-buahan, menjaga kebersihan dan menghindari rokok.
Sebab, kebiasaan merokok jelas mengganggu sel telur ataupun sperma.
Selain itu, lakukan imunisasi untuk menghindari masuknya virus rubela ke dalam tubuh.
Meski prosentasenya kecil, infeksi rubela pada ibu hamil dapat menyebabkan terjadinya BO.
Vaksinasi rubella dilakukan minimal 3 bulan sebelum kehamilan. (Sumber: Tabloid Nakita)
Baca Juga: Obat-obatan yang Sebaiknya Dihindari Selama Kehamilan, Salah Satunya Obat Jerawat
Apa Itu Silent Treatment? Kebiasaan Revand Narya yang Membuatnya Digugat Cerai Istri
Source | : | Tabloid Nakita |
Penulis | : | David Togatorop |
Editor | : | David Togatorop |
KOMENTAR