Bila demam tifoid masih terbilang ringan, istilahnya gejala tifus atau paratifus, cukup dirawat di rumah.
Dokter akan menyarankan banyak istirahat, banyak minum, dan obat antibiotik yang diberikan harus dihabiskan.
Sayangnya, diagnosa demam tifoid pada anak-anak cukup sulit dilakukan. Pada sejumlah anak, mereka tak mengeluh mual, pusing, atau suhu tubuhnya tinggi. Anak hanya bisa menangis atau rewel.
Pemeriksaan laboratorium pun kerap sulit dilakukan karena anak umumnya meronta jika harus diambil darahnya.
Meski jarang, dapat pula terjadi tifus yang berat, dalam keadaan ini penderita diharuskan menjalani perawatan di rumah sakit.
Biasanya selama 5-7 hari harus terus berbaring. Setelah melewati hari-hari itu, proses penyembuhan dilanjutkan dengan memobilisasi bertahap. Hari pertama, anak didudukkan 2 x 15 menit, lalu meningkat 2 x 30 menit di hari kedua, dan seterusnya. Baru kemudian belajar jalan.
Yang jelas, pengobatan demam tifoid harus menyeluruh dan tuntas. Kalau tidak, kelak dapat kambuh kembali.
Selain itu, jika demam tifoid sudah tergolong berat, akan sulit diobati apabila sudah terlanjur terjadi komplikasi.
Misal, bakteri sudah membuat usus bocor (perforasi) sehingga timbul perdarahan ketika buang air besar (BAB). Usus pun sudah sulit sekali mencerna makanan karena selaputnya sudah terinfeksi (peritonitis), sehingga harus dioperasi.
Serangan lainnya adalah ke paru-paru yang membuat penderita sulit bernapas. Yang lebih parah, jika bakteri sudah masuk ke otak. Anak akan kejang-kejang, tak sadarkan diri, bahkan koma beberapa saat.
Jadi, jangan sepelekan demam tifoid dan rawat anak baik-baik jika ia terserang penyakit ini. (Sumber: Tabloid Nakita)
Toys Kingdom dan MilkLife Wujudkan Senyum Anak Negeri untuk Anak-anak di Desa Mbuit
Source | : | Tabloid Nakita |
Penulis | : | David Togatorop |
Editor | : | David Togatorop |
KOMENTAR