Ketuban yang melindungi bayi pun menjadi kurang baik dan otomatis akan mempengaruhi janin.
Sedangkan bagi si ibu, selain untuk stamina, protein juga berguna untuk pertumbuhan jaringan-jaringan baru di sekitar payudara yang nanti berguna saat ibu menyusui.
Sumber makanan protein bisa diperolah dari makanan hewani maupun nabati.
Seperti, kelompok padi-padian, kacang-kacangan, daging, telur, susu/keju, serta ikan.
Jika kelebihan protein, baik dari nabati maupun hewani, yang paling tersiksa adalah ginjal.
Ia akan bekerja ekstra keras menyaring makanan yang mengandung protein sebelum disalurkan ke seluruh tubuh.
Nah, jika keadaan ini berlangsung lama, sudah bisa dipastikan ginjal akan rusak.
Secara ekonomis, kelebihan protein juga tidak efisien karena protein hanya akan digunakan optimal untuk pertumbuhan jaringan kalau sumber tenaga/energi sudah terpenuhi.
Kalau belum, proteinlah yang akan dibakar menjadi energi.
Selain itu, jika protein berlebih, maka ia akan disimpan dalam bentuk lemak. Kalau terus bertumpuk, terjadilah kegemukan alias obesitas. Kalau sudah begitu, si ibu pun kemungkinan bisa menderita keracunan kehamilan atau eklampsia dan preeklampsia.
Sementara pada bayi, bisa saja terjadi kelahiran prematur atau mengalami pertumbuhan terhambat karena dengan ibunya terjadi hipertensi, tentunya pengiriman makanan ke janin jadi kurang karena adanya penyempitan pembuluh darah. (Sumber: Tabloid Nakita)
Source | : | Tabloid Nakita |
Penulis | : | David Togatorop |
Editor | : | David Togatorop |
KOMENTAR