Nakita.id - Kondisi tubuh kurang fit atau sakit bisa dialami oleh siapa saja termasuk oleh ibu hamil.
Namun tentunya ibu hamil tidak boleh sembarangan minum obat.
Saat menjalani kehamilan, ibu harus hati-hati dalam mengkonsumsi obat-obatan.
Kalau tidak, bisa membahayakan janin.
Memang, kehamilan, terutama selama trimester I, sering membawa keluhan seperti sakit kepala, mual, kembung, sembelit, demam, nyeri persendian, lemas, dan letih.
Karenanya, ada dorongan untuk mengkonsumsi obat-obatan (tanpa resep) demi mengatasi keluhan-keluhan tersebut.
Namun ingat, ibu harus hati-hati, baik dalam mengkonsumsi obat modern maupun tradisional.
Ibu harus selalu mengkonsultasikannya kepada dokter kandungan.
Konsultasi bisa dilakukan kapan saja, semisal kala ibu melakukan pemeriksaan rutin ke dokter kandungan, tak perlu menunggu sampai keluhan datang.
Jika ibu tak mengkonsultasikannya lebih dulu, dikhawatirkan obat-obatan tersebut mempengaruhi organ tubuh janin.
Semisal, menyebabkan kecacatan, maupun mempengaruhi organ tubuh ibu, seumpama, menimbulkan perdarahan.
Baca Juga: Sering Dibaca Jarang Dilakukan, Ini 3 Olahraga Sederhana yang Aman Untuk Ibu Hamil
Perlu diketahui, beberapa obat sakit kepala yang mengandung asetosal dapat meningkatkan kontraktilitas atau daya kontraksi pada rahim serta menimbulkan perdarahan di kehamilan trimester III.
Begitu juga obat-obatan pereda demam yang biasanya dirangkap dengan obat sakit kepala. Jika diminum dalam dosis besar, malah dapat menyebabkan kerusakan hati dan ginjal.
Selain sakit kepala dan demam, dari trimester I, ibu hamil biasanya mengalami sembelit.
Untuk mengatasinya, dokter biasanya hanya menyarankan konsumsi buah-buahan seperti pepaya.
Sebab, menggunakan obat pencahar pada saat hamil, tak diizinkan, karena bisakodil (bahan obat) yang dikandung obat pencahar merupakan obat penguras perut yang kuat.
Sementara keletihan akibat perubahan kondisi tubuh di saat kehamilan, biasanya diatasi dengan pemberian vitamin.
Namun jangan mengkonsumsi minuman suplemen yang disebut-sebut dapat mempertahankan stamina. Sebab, banyak minuman suplemen yang rasanya segar mengandung kafein.
Padahal, konsumsi kafein selama hamil dapat meningkatkan angka aborsi spontan. Selain itu, konsumsi kafein melebihi 300 mg per hari dapat menurunkan berat lahir bayi.
Akan halnya angguan alergi atau asma yang sewaktu-waktu dapat menyerang ibu, juga harus diatasi dengan obat-obatan yang telah direkomendasikan dokter.
Obat asma yang mengandung teofilin, relatif aman pada trimester I dan II, tapi penggunaannya pada trimester III dapat menyebabkan bayi apnea atau terhenti pernapasannya.
Untuk penggunaan obat batuk bebas, ibu juga dianjurkan berkonsultasi pada dokter. Sebagai patokan, hindari obat batuk yang mengandung yodida karena menyebabkan kontraindikasi dengan ibu hamil. (Sumber: Tabloid Nakita)
Baca Juga: Berapa Kenaikan Berat Badan Ideal Ibu Selama Hamil? Jangan Sampai Tak Terkendali
Terancam Jadi Tersangka, Vadel Badjideh Bersumpah Tak Lakukan Apapun pada Anak Nikita Mirzani
Source | : | Tabloid Nakita |
Penulis | : | David Togatorop |
Editor | : | David Togatorop |
KOMENTAR