Nakita.id - Setelah bayi lahir maka asupan makanannya hanyalah susu.
Berikutnya barulah ia diberi makanan tambahan untuk melatih refleks mengunyah dan menelan.
Tepatnya, setelah bayi berusia 4 bulan.
Namun makanan tambahannya pun harus dalam bentuk lumat.
Awalnya, si kecil mendapatkan bubur susu sehari sekali.
Tak harus bikin sendiri. Bayi pun boleh makan bubur susu instan.
Produk ini mengandung energi, protein, dan lemak, bahkan suplemen yang tinggi.
Selain itu, sejak usia 3 bulan, si kecil boleh dikenalkan buah, tapi yang berserat sedikit seperti pepaya dan pisang. Pemberiannya dengan cara dikerok.
Untuk buah lain, seperti jeruk, melon, dan tomat harus dibikin jus dulu.
Sementara jambu biji boleh diberikan setelah 4 bulan, tapi jangan terlalu banyak.
Sebab, ada kandungan tanin yang bisa mengikat zat besi dan protein, hingga pencernaan bayi jadi kurang bagus.
Mulai usia 7 hingga 12 bulan, bayi harus diberikan makanan lunak. Misal, bubur ayam beserta lauk-pauk seperti sayuran. Untuk sayuran, pemberiannya bisa dimulai di usia 5 atau 6 bulan.
Sebagai perkenalan, beri sayuran yang tak memiliki serat tinggi, seperti wortel. Setelah itu, segala jenis sayuran boleh diberikan, tapi harus beragam dan bervariasi.
Ikan juga boleh diberikan. Umumnya, semua ikan baik karena tinggi protein. Hanya masalahnya, ikan memiliki duri, hingga cara penyajiannya harus hati-hati.
Ikan laut dalam punya kelebihan ketimbang ikan lainnya karena mengandung asam lemak esensial. Contohnya, tuna, cengkalang, dan sarden.
Untuk ayam, sebaiknya diberi ayam kampung, bukan ayam negeri. Kendati dari sudut gizinya sama saja, tapi makanan ayam negeri dan kampung berbeda.
Makanan ayam kampung masih alamiah, sedangkan makanan ayam negeri sudah diberi suplemen dan bermacam-macam hormon. Nah, hormon-hormon tersebut akan disimpan dan menumpuk di dalam tubuhnya.
Jadi, bila bayi diberikan ayam negeri, secara tak langsung pakan yang disuntikkan pada ayam negeri akan termakan juga oleh bayi. Kalau orangtua ingin si kecil diberikan ayam negeri, jangan terlalu sering.
Sedangkan telur ayam, setelah bayi berusia 6 bulan dapat diberikan kuning telur karena kuning telur mengandung protein yang tinggi. Namun frekuensi pemberiannya tak perlu setiap hari, lebih baik seminggu sekali. Pasalnya, kuning telur juga mengandung kolesterol tinggi. Kalau terlalu sering diberikan pada bayi, dikhawatirkan setelah dewasa nanti tingkat kolesterolnya akan tinggi.
Sedangkan putih telur, pada prinsipnya boleh diberikan. Namun sebelumnya, perlu diketahui apakah si kecil memiliki riwayat alergi. Soalnya, putih telur dapat memicu reaksi alerginya. Putih telur mengandung suatu jenis protein yang tak dapat berubah menjadi asam amino hingga dapat terserap dalam darah. Inilah yang dapat memicu reaksi alergi.
Akan halnya hati ayam, tak beda dengan kuning telur. Hati ayam merupakan sumber protein yang tinggi namun memiliki kolestrol yang tinggi pula.
Jadi, frekuensi pemberiannya cukup seminggu sekali saja. Bayi juga boleh diberi lauk kaki ayam, karena kaki ayam pun mengandung protein seperti halnya daging ayam. (Sumber: Tabloid Nakita)
Baca Juga: Resep MPASI 7 Bulan Mudah dan Penuh Gizi, Ada yang Pakai 1 Bahan Saja, Lo, Moms
Source | : | Tabloid Nakita |
Penulis | : | David Togatorop |
Editor | : | David Togatorop |
KOMENTAR