Nakita.id – Jahe kerap disebut sebagai salah satu obat tradisional bayi untuk mengatasi berbagai masalah kesehatan.
Namun kapankah usia yang tepat untuk memperkenalkan jahe pada bayi?
Ketika bayi sakit Moms mungkin lebih memilih pengobatan rumahan dengan bahan-bahan alami.
Selain lebih aman, mereka juga memiliki berbagai kemampuan untuk meningkatkan kesehatan.
Bahan alami yang paling populer adalah jahe.
Pada orang dewasa, jahe lazim untuk mengobati penyakit seperti batuk, muka, dan masalah lambung lainnya.
Manfaat yang sama juga dapat diperoleh bayi, akan tetapi penggunaan jahe untuk bayi perlu kehati-hatian.
Karena dapat menyebabkan ketidaknyamanan pencernaan, seperti mulas dan gas pada bayi sensitif.
Maka dari itu, penting untuk tahu usia dan cara yang tepat untuk memberikan jahe kepada bayi.
Apakah jahe aman untuk bayi?
Dilansir dari Solid Starts, ya, jahe aman untuk bayi jika diberikan dalam jumlah sedikit.
Baca Juga: Cara Membuat Obat Batuk Bayi Bahan Kunyit dan Jahe, Bebas Kimia
Meski jahe biasa dimakan dalam jumlah kecil, jahe masih mengandung minyak, serat, karbohidrat, vitamin, dan mineral yang sehat.
Selain itu, terdapat banyak senyawa dalam jahe termasuk polifenol, gingerol, quercetin, zingerone, dan terpen yang menawarkan manfaat antioksidan, anti-inflamasi, anti-mikroba, anti-virus, anti-jamur, anti-muntah, dan anti-kanker.
Studi menunjukkan bahwa jahe bisa lebih efektif daripada beberapa obat untuk gangguan pencernaan dan mual.
Lantas kapan usia yang tepat untuk memberikan jahe pada bayi?
Jahe dapat diperkenalkan kepada bayi dari 10 hingga 11 bulan. Namun beberapa bahkan sudah memperkenalkannya pada usia 8 bulan.
Tapi jika Moms ingin menggunkan jahe sebagai pengobatan bayi ada baiknya konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter.
Selain digunakan untuk mengobati pilek dan batuk pada bayi, itu juga dapat dimasukkan ke dalam makanan mereka untuk membumbui makanan mereka.
Berikut ini adalah cara memperkenalkan jahe untuk bayi sesuai dengan usianya:
1. Bayi 6 hingga 12 bulan
Pada usia ini bayi mulai mendapatkan MPASI, sehingga diperkenalkan dengan makanan mereka. Caranya dengan parut sedikit jahe segar ke dalam makanan bayi sesuai keinginan.
Moms juga bisa menggunakan sejumput jahe bubuk untuk membumbui makanan lembut.
2. Bayi 12 hingga 18 bulan
Ketika bayi sudah beranjak lebih besar, bisa kembali melanjutkan membumbui makanan anak dengan jahe segar dan bubuk.
Pada usia ini tidak perlu memarut; irisan tipis jahe segar diperbolehkan.
Ini juga merupakan usia yang tepat untuk memperkenalkan makanan yang dipanggang. Menyajikan teh jahe hangat yang tidak panas juga baik-baik saja pada usia ini.
3. Bayi 18-24 bulan
Pada usia ini lanjutkan menyertakan jahe dalam makanan dan hidangan anak.
Cobalah menambahkan jahe ke dalam smoothie dan terus berlatih dengan teh dalam cangkir terbuka, seperti teh jahe lemon, atau teh jahe kunyit.
Dalam Mom Junction, ketika bayi sudah berusia 1 tahun, ketika sebagian besar bayi mulai mengonsumsi susu sapi, pertimbangkan pemberian susu jahe.
Caranya satu sendok teh bubuk jahe dapat ditambahkan ke dalamnya untuk meredakan batuk, pilek, dan sembelit.
Beberapa orang percaya bahwa memberikan air jahe segar untuk bayi di atas satu tahun, setelah makan, dapat membantu pencernaan.
Untuk membuatnya, rebus beberapa potong jahe dalam air selama sekitar 10 menit. Saring dan dinginkan dan sajikan untuk bayi dengan madu.
Baca Juga: 7 Obat Pengencer Dahak Bayi Alami, Redakan Dahak yang Mengganggu Si Kecil
Moms, Yuk Wujudkan Tubuh Sehat di Tahun Baru dengan Kesempatan Emas dari Prodia Ini!
Penulis | : | Syifa Amalia |
Editor | : | Poetri Hanzani |
KOMENTAR