Semua sensasi akan diolah dan dipelajari bayi dalam tidurnya.
Misal, sensasi cubitan diberi satu kolom. Begitu juga sensasi dari ibu atau bapak, diberi satu kolom lagi.
Tapi dalam membuat kolom-kolom tersebut atau proses mengkaitkan dua rangsangan, tak dibuat dalam satu hari. Mungkin sebulan, setahun, atau bahkan lebih. Dan, dua rangsangan itu juga harus diberikan secara terus menerus.
Tentu kita harus memanfaatkan kesempatan ini. Misal, jika ingin si kecil cinta buku. Setiap menjelang tidur, bacakanlah sebuah cerita/dongeng untuknya.
Lama-kelamaan, bila melihat buku, ia akan merasa nikmat. Dari situlah si kecil akan mencintai buku.
Akan halnya tidur NREM, karena fungsinya lebih untuk memperbaiki fisik bayi, maka sewaktu ia tidur, zat-zat yang beracun dalam tubuhnya dihilangkan.
Zat-zat ini selalu ada dalam diri manusia karena ada proses metabolisme.
Dengan tidur, bayi bisa mengoksidasi atau menghancurkan radikal bebas yang beracun menjadi tak beracun.
Untuk diketahui, radikal bebas ini kalau kebanyakan bisa menimbulkan kanker.
Jadi, jangan sampai si kecil kekurangan tidur.
Selain fisiknya nanti tidak sehat, perkembangan kecerdasannya juga tidak bagus. Otaknya tak berkembang dan ia pun akan sulit untuk belajar. (Sumber: Tabloid Nakita)
Source | : | Tabloid Nakita |
Penulis | : | David Togatorop |
Editor | : | David Togatorop |
KOMENTAR