Nakita.id - Tidur tentunya memberikan manfaat untuk tubuh bayi beristirahat namun selain itu ada juga manfaat lainnya.
Ternyata tidur membuat bayi menjadi cerdas dan juga bermanfaat untuk membuang zat beracun dalam tubuh bayi.
Ya, tidur bukan hanya memejamkan mata, tapi juga mengolah stimulus yang diperoleh untuk disimpan dalam memorinya.
Menurut teori, ada 2 jenis tidur, yaitu REMS (Rapid Eye Movement Sleep) dan NREMS (Non REMS).
REMS adalah taraf tidur yang nyenyak sekali dengan gerakan bola mata sangat aktif. Sedangkan NREMS atau disebut juga delta sleep adalah tidur yang dalam namun dengan bola mata tak bergerak.
Selama tidur malam yang berlangsung rata-rata 7 jam, kedua jenis tidur ini bergantian 4-6 kali.
Pada bayi baru lahir hingga usia sekitar 3 bulanan, hampir 99 persen tidurnya dalam taraf REMS; sisanya yang 1 persen masuk dalam jenis NREMS.
Namun persentasi ini akan berubah sedikit demi sedikit, hingga pada usia 1 tahun, REMS-nya cuma mencapai 70 persen dan NREMS-nya 30 persen.
Untuk memacu perkembangan kecerdasan bayi diperlukan kedua jenis tidur ini, karena masing-masing memiliki fungsi berbeda.
REMS berfungsi psikologis, yaitu untuk perkembangan kognitif dan emosi.
Sedangkan NREMS berguna untuk fisik, yaitu perbaikan metabolisme tubuh.
Baca Juga: Apakah Bayi Tidur Tengkurap Berbahaya? Ini Hubungannya dengan SIDS
Setelah digunakan seharian, malamnya otak harus diperbaiki atau diingatkan kembali dengan memasukkan sensasi sebagai suatu ingatan.
Untuk mengingatkan susunan 2X2=4, misal, ada satu kolom yang dibikin dan tak akan hilang seumur hidup.
Nah, kolom ini dibuat sewaktu NREMS, sedangkan isinya pada waktu REMS.
Pada bayi, otaknya bisa diibaratkan sebuah komputer yang dapat menyimpan data dalam waktu lama.
Stimulus-stimulus yang diperolehnya ketika bereksplorasi akan diolah pada saat ia tidur. Misal, ia harus mempelajari suhu di bawah 37 derajat adalah dingin, sedangkan yang di atas 37 derajat itu panas; atau, ini suara ibu, itu suara bapak.
Itu semua disimpan dalam memori dan penyimpannya berlangsung saat tidur REM. Inilah yang disebut fungsi psikologis dalam hal perkembangan kognitif dari REMS.
Bila terjadi penyimpangan dalam proses penyimpanan data, fungsi emosi dari REMS pun berperan.
Misal, ibu mencubit si kecil. Cubitan itu di otak bisa diartikan bermacam-macam; bisa marah atau malah sayang.
Nah, bayi akan mempelajarinya karena setiap sensasi dia olah dan diberi warna.
Misal, cubitan ibu terasa pelan sehingga enak, sedangkan cubitan ayah enggak enak karena terlalu keras.
Itulah mengapa, bila ibu mencubit, si kecil mungkin akan tertawa; sebaliknya bila dicubit bapak, ia akan menangis.
Baca Juga: Berapa Lama Waktu Menggendong Bayi dan Tips Menggendong Bayi Lainnya
Semua sensasi akan diolah dan dipelajari bayi dalam tidurnya.
Misal, sensasi cubitan diberi satu kolom. Begitu juga sensasi dari ibu atau bapak, diberi satu kolom lagi.
Tapi dalam membuat kolom-kolom tersebut atau proses mengkaitkan dua rangsangan, tak dibuat dalam satu hari. Mungkin sebulan, setahun, atau bahkan lebih. Dan, dua rangsangan itu juga harus diberikan secara terus menerus.
Tentu kita harus memanfaatkan kesempatan ini. Misal, jika ingin si kecil cinta buku. Setiap menjelang tidur, bacakanlah sebuah cerita/dongeng untuknya.
Lama-kelamaan, bila melihat buku, ia akan merasa nikmat. Dari situlah si kecil akan mencintai buku.
Akan halnya tidur NREM, karena fungsinya lebih untuk memperbaiki fisik bayi, maka sewaktu ia tidur, zat-zat yang beracun dalam tubuhnya dihilangkan.
Zat-zat ini selalu ada dalam diri manusia karena ada proses metabolisme.
Dengan tidur, bayi bisa mengoksidasi atau menghancurkan radikal bebas yang beracun menjadi tak beracun.
Untuk diketahui, radikal bebas ini kalau kebanyakan bisa menimbulkan kanker.
Jadi, jangan sampai si kecil kekurangan tidur.
Selain fisiknya nanti tidak sehat, perkembangan kecerdasannya juga tidak bagus. Otaknya tak berkembang dan ia pun akan sulit untuk belajar. (Sumber: Tabloid Nakita)
Source | : | Tabloid Nakita |
Penulis | : | David Togatorop |
Editor | : | David Togatorop |
KOMENTAR