Nakita.id - Benarkah kehamilan kosong bisa terjadi berulang?
Mungkin Moms sampai sekarang masih bertanya-tanya apakah kehamilan kosong bisa terjadi berulang atau tidak.
Nah, tanpa berlama-lama, yuk kita simak penjelasan berikut terkait benar atau tidaknya kehamilan kosong bisa terjadi berulang!
Memang tak dapat dipungkiri kalau kehamilan adalah impian semua pasangan suami istri, termasuk Moms.
Bagaimana tidak? Kehamilan adalah momen yang sangat dinantikan untuk menyambut hadirnya momongan di tengah keluarga.
Oleh karenanya, Moms sebagai calon orangtua tentu harus mempersiapkan segalanya.
Seperti, pengetahuan tentang kehamilan, nutrisi yang harus dipenuhi saat hamil, kontrol rutin, dan lain-lain.
Selain itu, Moms juga wajib tahu beberapa pantangan saat hamil yang harus dilakukan agar tidak membahayakan diri sendiri maupun janin.
Meski begitu, ada beberapa hal terkait kehamilan yang masih belum terpecahkan sampai sekarang seperti kehamilan kosong (blighted ovum).
Mungkin Moms baru pertama kali mendengar istilah ini. Atau bahkan, sudah pernah mendengar sebelumnya.
Akan tetapi, apakah benar kehamilan kosong bisa terjadi berulang?
Baca Juga: Kehamilan Kosong, Penyebab, Dampak dan Upaya Pencegahannya
Menurut dr. Ifzal Asril, Sp.OG, dokter spesialis kandungan di RSIA Bunda Jakarta, jawabannya bisa iya dan bisa tidak.
"Kehamilan kosong ini bisa terjadi berulang," ucap dr. Ifzal saat diwawancarai Nakita pada Rabu (7/9).
"Misalnya, sekarang hamil kosong kemudian nanti berikutnya hamil normal. Atau, sekarang hamil normal kemudian berikutnya hamil kosong," sebutnya.
Namun, dr. Ifzal memberi sedikit penegasan jika kehamilan kosong terjadi secara berulang.
"Kalau misalnya terjadi hamil kosong berulang-ulang, itu perlu dilakukan pemeriksaan kromosom," tegasnya.
Lantas, bagaimana kita mengetahui ciri-ciri kehamilan kosong itu sendiri? Bagaimana cara mendeteksinya?
Menurut dr. Ifzal, ciri-ciri kehamilan kosong pada awalnya sama seperti kehamilan pada umumnya.
"Jadi, nanti terbentuk plasenta yang nantinya akan menghasilkan hormon HCG," ungkapnya.
"Hormon HCG itu ada di kencing, dan kalau kita kencing di test pack maka hasilnya akan positif," jelasnya.
Selain itu, ciri-ciri lain yang kerap ditunjukkan adalah nyeri payudara, mual muntah, dan lain-lain.
Hal ini bisa terjadi dikarenakan adanya peningkatan hormon kehamilan, Moms.
Namun, lanjur dr. Ifzal, seiring bertambah usia kehamilan dan ternyata tidak terbentuk bayi, itu merupakan tanda-tanda kehamilan kosong.
"Itu akan terjadi penurunan hormon, dimana rasa mual perlahan hilang atau bahkan timbul flek. Mulailah timbul-timbul gejala awal keguguran spontan," jelas dr. Ifzal.
Menurutnya, kehamilan pada umumnya itu bisa terlihat di usia kehamilan 5,5 - 6 minggu.
Kemudian, gambaran bayi dalam kandungan sendiri mulai bisa terlihat sejak pada usia kehamilan sekitar 6,5 minggu.
"Kalau sampai 8 minggu tidak terlihat gambaran bayi (dalam kandungan), kita bisa diagnosis ini sebagai kehamilan kosong," kata dr. Ifzal.
"Karena, di usia 6,5 - 8 minggu itu umumnya sudah terlihat gambaran bayi (dalam kandungan)," lanjutnya menjelaskan.
Ketika terjadi kehamilan kosong di usia kehamilan 7-12 minggu, akan timbul abortus spontan dimana darah akan keluar dari dalam kandungan dalam bentuk flek.
"Setelah 12 minggu dinyatakan hamil kosong, itu kadang-kadang perlu tindakan untuk menghentikan kehamilannya," terang dr. Ifzal.
"Karena pertimbangannya seperti ini, kalau misalnya kurang dari 12 minggu sudah didiagnosis kehamilan kosong, itu hamilnya relatif besar dan mungkin nanti timbul pendarahan lebih banyak secara spontan," katanya menjelaskan.
Dengan tindakan, lanjut dr. Ifzal, seorang ibu bisa mengontrol pendarahannya agar tidak keluar berlebihan.
Untuk melihat kembali penjelasan terkait benar atau tidaknya kehamilan kosong bisa terjadi berulang, cek halaman 2. (*)
Baca Juga: Agar Tak Hamil Kosong Lakukan Pencegahan Berikut Moms, Dads!
L'Oreal Bersama Perdoski dan Universitas Indonesia Berikan Pendanaan Penelitian dan Inovasi 'Hair & Skin Research Grant 2024'
Penulis | : | Shannon Leonette |
Editor | : | Nita Febriani |
KOMENTAR