"24 jam travel hours sama-sama bayi berumur empat bulan, dan ini pertama kali dia long flight. Jadi, jujur kita berdua deg-degan. Tapi, ternyata Issa benar-benar suka liat langit-langit,” ujar Niki.
“Apalagi, pas lagi take off dia ke luar jendela. Terus suara berisik pesawat gitu kayak white noice pengantar dia tidur," lanjutnya.
Ia juga bersyukur, Issa anteng karena tidur selama perjalanan.
"Alhamdulillah banget, dia tidur selama di perjalanan," ungkapnya.
Namun, Issa baru mulai rewel saat transit terakhir di Singapura sebelum menuju Indonesia.
Hal ini karena ia sudah kelelahan dan jam tidurnya terganggu.
"Dan, pas transit itu pas jam tidur dia. Jadinya, dia enggak nyaman dibangun-bangunin terus," ujar Indra.
Selain menceritakan pengalaman long flight Issa, Niki dan Indra juga memberi tips saat mengajak bayi bepergian. Terutama, saat penerbangan panjang.
Hal yang paling utama dipersiapkan adalah membawa peralatan bayi yang lengkap.
“Kayanya yang paling esensial adalah barang-barang bayinya harus lengkap semua
"Kayak susu-nya, empengnya, sleep sack-nya dia. Itu harus dibawa semua, karena di pesawat itu enggak semuanya disiapin lengkap,” kata Indra.
L'Oreal Bersama Perdoski dan Universitas Indonesia Berikan Pendanaan Penelitian dan Inovasi 'Hair & Skin Research Grant 2024'
Penulis | : | Syifa Amalia |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
KOMENTAR