Nakita.id - Masyarakat Tanah Air perlu tahu mengenai peringatan pekan peduli Hepatitis.
Pekan peduli hepatitis digalakan pada tanggal 4-20 September 2022.
Diharapkan dengan digalakan peduli hepatitis B bisa menyadarkan masyarakat betapa bahaya penyakit hepatitis.
Melansir Mayo Clinic, hepatitis B merupakan infeksi hati serius yang disebabkan oleh virus hepatitis B (HBV).
Bagi sebagian orang, hepatitis B bisa menjadi kronis dalam kurun waktu sekitar 6 bulan.
Seseorang yang terinfeksi hepatitis B bisa meningkatkan risiko terkena gagal hati, kanker hati, atau sirosis.
Bagi orang dewasa umumnya bisa sembuh total.
Bahkan, sebagian orang tidak mrasakan gejala hepatitis B yang berat.
Namun, infeksi hepatitis B sangat berbahaya untuk bayi dan anak-anak.
Gejala hepatitis B bervariasi, ada yang dikategorikan ringan hingga berat.
Beberapa gejala hepatitis B diantaranya sakit perut, urin gelap, demam, nyeri sendi, kehilangan selera makan, mual dan muntah, kelelahan, hingga kulit dan bagian putih mata jadi menguning.
Baca Juga: Peringati Pekan Peduli Hepatitis, Kenali Perbedaan Hepatitis A dan B
Bila Moms atau anggota keluarga ada yang alami gejala hepatitis B sebaiknya segera periksakan diri ke dokter.
Dokter akan melakukan pemeriksaan untuk membantu mendiagnosis hepatitis B atau komplikasinya melalui tes darah, USG hati, dan biopsi hati.
Bisa juga dilakukan skrining untuk mengetahui apakah seseorang yang tampak sehat terkena hepatitis atau tidak pada kondisi tertentu, misal saat sedang hamil, mengidap hepatitis C, menerima dialisis ginjal, dan masih banyak lagi.
Bila seseorang terpapar virus hepatitis B dan ingin mencegah infeksi bisa menghubungi dokter untuk mendapatkan suntikan munoglobulin (antibodi).
Suntikan munoglobulin sebaiknya diberikan dalam kurun waktu 12 jam setelah terpapar virus.
Sayangnya, pengobatan ini hanya memberikan perlindungan jangka pendek.
Supaya pencegahan hepatitis B semakin efektif, sebaiknya mendapatkan vaksin hepatitis B juga.
Apabila dokter mendiagnosis infeksi hepatitis B akut, artinya penyakit tersebut hanya bertahan dalam waktu singkat.
Penyakit hepatitis B akut akan hilang dengan sendirinya.
Pasien hepatitis B akut mungkin tidak memerlukan perawatan.
Sebagai gantinya, dokter akan merekomendasikan isstirahat, nutrisi yang tepat, dan pemenuhan kebutuhan cairan tubuh.
Bila infeksi hepatitis B akut cukup parah, bisa diberikan obat antivirus atau rawat inap untuk mencegah komplikasi.
Sebagian besar pasien yang didiagnosis dengan hepatitis B kronis memerlukan pengobatan selama sisa hidupnya.
Perawatan membantu risiko penyakit hati dan mencegah pasien menularkan infeksi ke orang lain.
Pengobatan hepatitis B kronis diantaranya:
- Obat antivirus: dapat membantu melawan virus dan memperlambat kemampuannya untuk merusak hati.
- Injeksi interferon: terapi ini biasa digunakan untuk orang yang ingin menghindari pengobatan jangka panjang.
- Transplantasi hati: jika organ hati rusak parah, maka transplantasi hati menjadi pilihan. Sebagian besar hati yang ditransplantasikan berasal dari donor yang telah meninggal. Namun, ada juga pendonor masih hidup yang mendonorkan sebagian dari hati mereka.
Itulah dia Moms penjelasan mengenai perawatan pasien hepatitis B.
Penting untuk mengetahui cara mencegah infeksi hepatitis B dengan cara vaksinasi hepatitis B bagi Moms serta semua anggota keluarga.
Vaksin hepatitis B aman dan efektif dalam melindungi terhadap infeksi hepatitis B. Terbukti hepatitis B memberikan perlindungan pada 95 orang dari 100 orang yang divaksinasi.
Hal lainnya yaitu menerapkan gaya hidup sehat, lakukan seks yang aman, dan tidak kontak dengan darah pengidap hepatitis B.
Baca Juga: Pekan Peduli Hepatitis B, Ketahui Fakta Hepatitis B di Indonesia
Penulis | : | Kirana Riyantika |
Editor | : | Nita Febriani |
KOMENTAR