Nakita.id - Tahukah Moms? Ternyata ada penyakit kulit yang disebabkan oleh perubahan iklim.
Apakah Moms tahu penyakit kulit yang disebabkan oleh perubahan iklim ini?
Tanpa berlama-lama, yuk kita simak penjelasan berikut terkait penyakit kulit yang disebabkan oleh perubahan iklim ini!
Perubahan iklim sendiri secara global terjadi dengan kecepatan luar biasa, yang disebabkan oleh beberapa faktor.
Diantaranya adalah radiasi matahari, proses oseanik, serta aktivitas manusia.
Terjadinya perubahan iklim ini tentu berdampak besar dalam segala sektor, terlebih lingkungan hidup kita, Moms.
Bahkan, banyak penelitian yang menunjukkan bahwa perubahan iklim dapat mempengaruhi kesehatan manusia, Moms.
Beberapa diantaranya berfokus pada bagaimana terjadinya perubahan iklim ini dapat mempengaruhi kesehatan kulit manusia.
Moms harus tahu, kulit adalah organ tubuh yang paling banyak terpapar lingkungan dan memiliki kepekaan tinggi terhadap iklim.
Jadi, jangan heran kalau perubahan iklim yang drastis ini dapat berdampak pada kesehatan kulit kita.
Berikut ini bahaya perubahan iklim bagi kulit kita. Jangan sampai terlewat!
Baca Juga: Penyakit Kulit yang Sering Dialami Perempuan Usia di Atas 40 Tahun, Ini Tips Mengatasinya
Melansir Good Morning America, para ahli sepakat bahwa perubahan iklim dapat memakan banyak korban.
Mulai dari meningkatnya asma dan heat stroke hingga depresi dan kecemasan.
Bahkan, tak terkecuali, berdampak bahaya pada kesehatan kulit kita.
"Ada banyak cara dimana kulit kita berinteraksi dengan lingkungan sekitar," kata Dr. Misha Rosenbach, profesor dermatologi di University of Pennsylvania, AS.
Moms harus tahu, kulit kita adalah garis pertahanan pertama tubuh melawan radikal bebas, bakteri, dan lain-lain yang masuk ke dalam.
Adanya perubahan iklim yang drastis ini tentu membuat kulit kita harus beradaptasi terus menyesuaikan suhu luar.
"Saat suhu naik, kemampuan kulit kita untuk beradaptasi dengan peningkatan suhu juga memiliki batasnya," jelas Dr. Sarah Coates, dokter kulit anak sekaligus asisten profesor dermatologi medis di University of California, AS.
Namun sayangnya, kondisi yang terjadi secara terus-menerus ini akan membuat kulit kesulitan menyesuaikan diri.
Akibatnya adalah bisa menimbulkan penyakit kulit, termasuk yang paling mematikan.
Menurut Dr. Markus Boos, dokter kulit anak di Seattle Children's Hospital, Seattle, AS, penyakit kulit yang ditimbulkan akibat perubahan iklim ini ada bermacam-macam.
Diantaranya seperti eksim (dermatitis atopik) dan pemfigus (kelepuhan yang disebabkan oleh gangguan autoimun).
Baca Juga: Kenali Penyakit Alergi Dermatitis Atopik yang Bisa Menyerang Bayi hingga Dewasa
Eksim sendiri pada umumnya disebabkan oleh polusi udara, khususnya jika Moms tinggal di daerah dengan tingkat kualitas udara yang buruk. Bahkan, bisa berujung pada penyakit eksim jika dibiarkan.
Selain itu, Dr. Boos juga menyampaikan bahwa stres secara emosional dapat menyebabkan eksim, vitiligo, serta psoriasis semakin parah.
Stres ini kemungkinan besar disebabkan oleh mereka yang terdampak akibat bencana alam di tempat tinggalnya.
Pemanasan global yang kian hari kian parah juga dapat meningkatkan penyakit kulit, seperti penyakit Lyme yang disebabkan oleh kutu yang hidup di dalam kulit manusia.
Peningkatan suhu dan kelembaban akhir-akhir ini juga mengakibatkan lebih banyak kasus penyakit kulit dan mulut yang disebabkan oleh enterovirus.
Bahkan, dr. Boos menyebut bahwa kita juga bisa terkena demam lembah atau dikenal sebagai coccidioidomycosis dalam sebutan medisnya.
Demam lembah (coccidioidomycosis) adalah infeksi jamur yang ditularkan melalui pernapasan yang dapat menyebabkan kerusakan kulit.
Bahkan terkadang, dapat menyebabkan kematian jika jamur menyebar ke seluruh tubuh.
Lalu parahnya, adanya peningkatan suhu dan paparan sinar UV, serta kerusakan lapisan ozon yang parah dianggap bisa tingkatkan risiko berbagai jenis kanker kulit, Moms.
Nah, itulah dampak penyakit kulit yang ditimbulkan akibat perubahan iklim.
Semoga penjelasan di atas benar-benar bermanfaat ya, Moms!
Baca Juga: Mengenal Penyakit Kulit Rosacea yang Dialami Maia Estianty, dari Penyebab hingga Cara Mengobatinya
Penulis | : | Shannon Leonette |
Editor | : | Nita Febriani |
KOMENTAR