Nakita.id – Menjadi pertanyaan banyak ibu baru, bolehkah bayi 1 bulan minum obat demam?
Kerap menjumpai bayi panas sehingga turut menimbulkan pertanyaan bolehkah bayi 1 bulan minum obat demam untun menurunkan suhu tubuh yang tinggi.
Untuk tahu jawaban bolehkah bayi 1 bulan minum obat demam, simak terus penjelasan lengkapnya berikut ini.
Demam menjadi gejala sakit yang paling umum dijumpai namun tetap saja hal ini menimbulkan rasa khawatir.
Bayi dapat dikatakan demam jika suhu tubuhnya melebih 38 derajat Celcius atau lebih tinggi.
Tapi sebenarnya demam bukanlah sebuah penyakit.
Dilansir dari Children’s Hospital Philadelphia, bayi mengalami demam sebagai repons untuk melawan kuman,
Sistem kekebalan meningkatkan suhu tubuh untuk membantu menghilangkan kuman tanpa menyebabkan kerusakan pada bayi.
Demam sering kali membuat bayi terasa pana dan terlihat memerah.
Selain itu, demam juga dapat menyebabkan sakit kepala atau sakit tubuh, berkeringat bahkan menggigil.
Banyak bayi yang menjadi lebih rewel ketika mereka demam dan merasa jauh lebih baik ketika panas sudah turun.
Baca Juga: Pilihan Obat Bayi Demam Disertai Pilek dari Bahan Alami Hingga Obat Apotek
Meski sebagian besar, demam adalah umum, tetapi untuk bayi baru lahir bisa menjadi tanda infeksi berbahaya.
Sebagian besar demam pada bayi disebabkan oleh virus, pilek, dan flu serta sebagian kecil karena infeksi bakteri.
Terutama infeksi telinga, infeksi sinus, pneumonia, dan infeksi saluran kemih yang perlu diwaspadai.
Terkadang demam juga dapat terjadi karena efek vaksin yang dapat berlangsung 2-3 hari. Tapi ini normal dan tidak berbahaya.
Tapi jika demam terjadi secara berkepanjangan selama kebih dari seminggu atau terjadi berulang dapat menjadi tanda penyakit kronis yang mendasarinya. Untuk itu penting untuk selalu memeriksakan bayi baru lahir ke dokter.
Namun pada kebanyakan demam ringan, banyak orangtua yang memberikan pertolongan pertama dengan memberikan obat penurun panas.
Hal inilah yang kemudian jadi pertanyaan apakah tindakan ini bolehkah dilakukan.
Memang sudah banyak obat-obatan yang terjual bebas di apotek untuk meredakan demam pada bayi yang sudah disesuaikan dengan usia mereka.
Menurut National Health Service, umumnya obat paracetamol bisa mulai diberikan untuk bayi yang berusia 2 bulan atau lebih untuk mengatasi rasa sakit atau demam.
Sementara untuk pemberian ibuprofen, diperuntukan untuk bayi yang berusia 3 bulan atau lebih dengan berat lebih dari 5 kg.
Dengan demikian, pemberian obat demam untuk bayi 1 bulan tanpa resep dari dokter sebaiknya tidak disarankan.
Baca Juga: Jangan Panik Moms, Ini Pilihan Terbaik Obat Bayi Demam Tersedia di Apotek Hingga Bahan Alami
Meski obat demam tidak dianjurkan diberikan secara bebas untuk bayi berusia 1 bulan tanpa saran dokter, Moms bisa melakukan pengobatan secara alami.
Terdapat perawatan rumahan yang bisa dilakukan untuk menurunkan panas bayi yang baru lahir.
Bayi baru lahir yang tidak cukup ASI atau formula dapat menyebabkan peningkatan suhu tubuh.
Dilansir dari Nation Wide Childrens, beberapa bayi yang tidak mendapatkan cairan cukup menyebabkan kenaikan suhu tubuh terutama sekitar hari kedua atau ketiga setelah lahir.
Jika cairan tidak diganti dengan peningkatan cairan, tubuh akan dehdirasi dan dapat menyebabkan komplikasi serius
Untuk itu pastikan Moms menghidrasi bayi dengan cukup dengan memberikan ASI atau susu formula yang cukup supaya mereka tidak dehidrasi.
Bayi juga bisa menjadi terlalu panas dengan banyak lapisan pakaian dan selimut.
Bayi yang terlalu panas mungkin memiliki wajah yang panas, merah, dan rewel.
Jauhkan bayi dari sumber panas apapaun dan kenalan pakaian yang nyaman dan longgar.
Mandi bayi dengan air hangat dapat menjadi perawatan tepat untuk meringankan demam.
Hindari menggunakan air dingin karena dapat menyebabkan menggigil dan benar-benar meningkatkan suhu tubuh.
Baca Juga: Tips Jitu Jika Bayi Susah Minum Obat dan Pilihan Obat Bayi Demam Terbaik
Terancam Jadi Tersangka, Vadel Badjideh Bersumpah Tak Lakukan Apapun pada Anak Nikita Mirzani
Penulis | : | Syifa Amalia |
Editor | : | Nita Febriani |
KOMENTAR