Nakita.id - Moms, apakah Si Kecil memiliki alergi makanan tertentu?
Alergi makanan sendiri merupakan masalah yang umum terjadi pada anak-anak, khususnya bayi.
Sayangnya, tak banyak orangtua termasuk Moms yang tahu apa saja alergi makanan yang umumnya terjadi pada bayi.
Bahkan, mengetahui gejala-gejalanya saja tidak banyak yang tahu.
Moms harus tahu, alergi makanan merupakan suatu kondisi dimana sistem imun bereaksi secara tidak normal terhadap makanan tertentu. Biasanya adalah makanan berprotein.
Ketika bayi pertama mengonsumsi makanan yang ternyata adalah alergen, tubuhnya akan memproduksi antibodi bernama IgE yang dapat mendeteksi makanan.
Kemudian, ketika bayi mengonsumsinya lagi, maka tubuh akan mengeluarkan senyawan histamin untuk melawannya.
Senyawa inilah yang dapat menyebabkan gejala-gejala alergi, Moms.
Mulai dari gejala dengan tingkat ringan hingga tingkat berat.
Melansir Baby Center, ada sekitar 8 alergen yang bisa menimbulkan alergi makanan pada bayi.
Berikut ini adalah beberapa diantaranya. Jangan sampai terlewat!
Baca Juga: Mitos vs Fakta Kehamilan, Makanan Selama Hamil Bisa Memengaruhi Alergi Makanan pada Bayi, Benarkah?
Alergen satu ini paling umum muncul dan menyebabkan alergi makanan pada bayi.
Sekitar 2,5% bayi berusia di bawah 2 tahun pasti akan memiliki alergi susu sapi.
Alergen berikutnya adalah telur, yang menyerang sekitar 1-9 persen bayi.
Hampir sebagian kasus alergi telur pada bayi berhenti setelah menginjak usia 2 tahun.
Alergi terhadap kacang-kacangan, baik kacang tanah maupun kacang pohon, juga umum terjadi kalangan anak-anak termasuk bayi, Moms.
Sekitar 0,4-1,3 persen bayi yang terkena alergi kacang.
Alergi ikan sendiri biasanya dialami oleh 0,2% anak-anak, termasuk bayi.
Umumnya, jenis alergen ikan yang dialami pada bayi adalah salmon, tuna, ikan lele, ikan cod, ikan dori, halibut, ikan trout, dan bass.
Kemudian, alergi kerang sendiri biasanya dialami oleh 0,5% anak-anak, termasuk bayi.
Jenis alergen kerang yang umum terjadi adalah udang, kepiting, lobster, kerang, dan tiram.
Setengah atau bahkan lebih dari setengah anak-anak memiliki alergi makanan terhadap kedelai, Moms. Angka ini sudah termasuk bayi.
Umumnya, alergi kedelai ini akan hilang setelah berusia 7 tahun.
Namun, ada penelitian yang menyebut bahwa hampir 70% tak terkena alergi kedelai setelah menginjak usia 10 tahun.
Alergen yang terakhir adalah gandum, yang menyerang anak-anak termasuk bayi sekitar 0,1-1 persen.
Biasanya, alergi gandum ini akan hilang setelah menginjak usia 5 tahun.
Apabila bayi memiliki alergi makanan, biasanya gejala akan muncul dalam waktu beberapa jam kemudian.
Gejala yang dirasakan ini bisa ringan hingga berat, bahkan bisa mengancam nyawa bayi itu sendiri.
- Mata gatal dan berair
- Mulut, hidung, dan/atau telinga gatal
- Tenggorokan gatal atau terasa sesak
- Kulit gatal, bercak merah
Baca Juga: Gejala dan Cara Mengatasi Alergi Makanan Menurut Dokter Anak
- Kemerahan di sekitar mulut atau mata
- Eksim dengan sensasi terbakar
- Batuk
- Hidung berair atau tersumbat
- Bersin
- Sakit perut
- Diare
- Mual dan muntah
- Rasa aneh di mulut
- Muncul bengkak
- Kesulitan bernapas
Baca Juga: Meski Tinggi Protein Ternyata Telur Bisa Picu Alergi, Ini Tandanya !
- Wajah membiru
- Muncul bengkak pada bibir atau lidah
- Tenggorokan sesak atau suara mulai serak
- Mengi
- Pusing atau pingsan
- Dada sesak atau sakit
- Denyut nadi lemah
- Panik
- Kesemutan di tangan, kaki, mulut, atau kulit kepala
- Sulit menelan, mengeluarkan air liur, atau tiba-tiba berbicara tidak jelas
Apabila Si Kecil memiliki reaksi alergi yang parah (anafilaksis) dan bisa mengancam nyawa, segera hubungi nomor gawat darurat agar bisa langsung dibawa ke rumah sakit terdekat untuk ditangani.
Baca Juga: Tak Hanya Ruam, Ketahui Gejala Lain Bayi Alami Alergi Makanan, Simak Moms!
Penulis | : | Shannon Leonette |
Editor | : | Nita Febriani |
KOMENTAR