Nakita.id – Pada pelajaran Bahasa Indonesia SMA kelas X Kurikulum Merdeka, ada pembahasan mengenai naskah lawakan tunggal.
Di Kurikulum Merdeka, peserta didik diharapkan bisa membuat naskah lawakan tunggal.
Namun, di Kurikulum Merdeka, naskah lawakan tunggal haruslah yang santun.
Lawakan tunggal atau nama lainnya disebut stand up comedy merupakan salah satu sarana penyampaian kritik terhadap fenomena yang terjadi.
Dalam menyampaikan kritik, hal yang perlu diperhatikan adalah menggunakan Bahasa yang santun.
Kesantunan tidak hanya dalam cara bicara, tapi juga dari sikapnya.
Sehingga, meski mengkritik, namun penyampaiannya tetap beretika.
Berikut beberapa cara dalam menyusun naskah lawakan tunggal.
Set up merupakan pengantar lelucon yang disampaikan.
Biasanya, bagian dari set up ini belum terlihat kelucuannya.
Set up berisi mengenai seputar informasi.
Baca Juga: Kunci Jawaban Soal Majas Sindiran Buku Bahasa Indonesia SMA Kelas X Kurikulum Merdeka
Contoh: “Anak saya itu memang jarang liburan.”
Ini merupakan bagian yang mengandung unsur humor.
Seharusnya pada bagian punchline bisa membuat para penonton tertawa.
Punchline merupakan bagian dari reaksi atau kejutan atas set up yang sudah diberikan.
Biasanya, punchline berisi atas sesuatu di luar kewajaran atas set up yang sudah diberikan.
Bit merupakan sepasang kesatuan antara set up dan punch.
Bisa dibilang bit merupakan bagian kecil dari naskah lawakan tunggal.
Biasanya, dalam satu naskah ada beberapa bit yang saling berkaitan.
Ini merupakan cara untuk mengundang tawa penonton.
Rule of three digunakan melalui penyampaian 3 hal atau contoh sesuatu.
Contoh ketiga merupakan hal yang tidak terduga tetapi masih berkaitan dengan contoh sebelumnya.
Baca Juga: Kunci Jawaban Pertanyaan Retoris Halaman 38 Buku Bahasa Indonesia SMA Kelas X Kurikulum Merdeka
Dalam menyampaikan lawakan tunggal, sangat penting menunjukkan kesantunan dalam berbahasa.
Penyampaian lawakan bisa menggunakan kata ‘maaf’ atau ‘permisi’.
Kritik yang disampaikan juga harus berupa fakta yang valid, bukan fitnah.
Sehingga, pihak yang dikritik bisa menerimanya.
Setelah memahami istilah dalam pembuatan naskah lawakan tunggal, peserta didik bisa membuat kerangka naskah lawakan tunggal.
Penyampai materi juga harus mengenakan pakaian sopan.
Kerangka naskah lawakan tunggal bisa memudahkan peserta didik dalam menentukan mana yang merupakan bit, set up, punch, dan sebagainya.
Penyampaian naskah lawakan tunggal harus dilakukan tanpa membacanya.
Sehingga, penting untuk menguasai naskah serta melatih ketepatan ekspresi atau gerak tubuh.
Selalu tampilkan gestur tubuh atau gerak tubuh yang baik.
Dorong Bapak Lebih Aktif dalam Pengasuhan, Sekolah Cikal Gelar Acara 'Main Sama Bapak' Bersama Keluarga Kita dan WWF Indonesia
Penulis | : | Kirana Riyantika |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
KOMENTAR