Suami pun harus santai. Jangan sampai kecemasannya terlihat tanpa disadari. Bukankah kecemasan tak hanya terungkap lewat kata-kata, tapi juga lewat bahasa nonverbal?
Jadi, berilah perhatian, kasih sayang dan peduli, serta ikut merasakan.
Dengan demikian, bila ada sesuatu hal yang tak menyenangkan pada kehamilannya, dia bisa mendapatkan dukungan hingga bisa lebih tenang menghadapinya.
Suami pun harus sabar dan rela kalau dimaki-maki, dicubit ataupun dicengkeram saat Ibu sedang menahan rasa sakitnya.
Jangan pula tersinggung bila istri tak bereaksi atau malah terganggu kala kita berusaha menghiburnya.
Pahamilah bahwa suasana hati seorang wanita yang sedang melahirkan bisa tidak menentu.
Jadi, selalu siagalah untuk memberi dukungan bila ia memerlukannya dan menginginkannya. Kecuali kalau memang ia menghendaki si suami untuk diam.
Source | : | Tabloid Nakita |
Penulis | : | Nita Febriani |
Editor | : | Nita Febriani |
KOMENTAR