"Makanan tradisional sering dianggap angin lalu dan dinilai sebagai pengisi perut saja," papar Hindah Muaris.
"Padahal dari makanan tradisional banyak kandungan zat gizi yang bermanfaat untuk masyarakat," lanjutnya lagi.
Kondisi itulah yang memicu IGC untuk melakukan pendekatan gastronomi dalam menurunkan angka stunting di Indonesia.
Perlu diketahui, gastronomi adalah seni memakan yang baik. Dimana dalam gastronomi bukan hanya mengenal makanan sebagai pengenyang perut saja.
Tapi lewat gastronomi, cerita dan filosofi sejarah budaya pada suatu makanan juga diperhatikan.
"Melihat potensi ini gastronomi menghadirkan menu gizi seimbang dengan bahan pangan lokal menghidangkan makanan yang memiliki gizi yang dapat berkontribusi untuk gizi anak dan mencegah stunting," tukas Hindah Muaris lagi.
Menu makan yang sehat bagi anak kini tak harus dibuat dengan bahan-bahan import saja.
Namun anak juga bisa mengonsumsi makanan sehat yang sesuai dengan kearifan lokal masing-masing daerah.
Apalagi di Indonesia memiliki potensi pangan yang melimpah karena berasal dari pertanian, perkebunan, peternakan dan kelautan menjadi salah satu asupan nutrisi yang baik untuk anak.
Hal selaras juga turut disampaikan Ria Musiawan.
"Dalam kegiatan stunting, gastronomi mengau pada keberagaman pangan dan local wisdom yang bisa ikut menguatkan makanan-makanan apa saja untuk mencegah stunting," papar Ria.
Baca Juga: Pentingnya Anak Kurus Rajin Menggosok Gigi Supaya Tidak Merasakan Kondisi Buruk Ini
Serunya Kegiatan Peluncuran SoKlin Liquid Nature French Lilac di Rumah Atsiri Indonesia
Penulis | : | Geralda Talitha |
Editor | : | Nita Febriani |
KOMENTAR