Nakita.id - Kondisi stunting pada anak adalah permasalahan serius yang kini tengah dihadapi Indonesia.
Adanya kondisi stunting pada anak memilih pengaruh yang besar terhadap kualitas sumber daya manusia.
Pada 2021, angka prevalensi stunting di Indonesia telah menurun menjadi 24,4 persen
Namun angka tersebut tak bisa disebut baik, Moms.
Sebab angka tersebut masih dinilai tinggi karena masih berada di atas standar yang ditetapkan WHO, yakni tidak lebih dari 20 persen.
Angka stunting di Indonesia yang melebih 20 persen itu rupanya tak terlepas dari pengaruh makanan dan minuman yang dikonsumsi oleh anak-anak.
Karena banyak anak-anak yang tak mendapatkan asupan gizi yang cukup dari apa yang dikonsumsi, maka kondisi itu membuat mereka mengalami permasalahan gizi.
Melihat kondisi stunting pada anak di Indonesia yang masih berada di atas rata-rata WHO, Indonesian Gastronomy Community (IGC) berupaya untuk menurunkan angka stunting tersebut.
Dalam konferensi pers yang diadakan IGC pada Senin (17/10), Indonesian Gastronomy Community yang bekerja sama dengan Danone Indonesia, memaparkan upaya yang dilakukan untuk membantu pemerintah menurunkan angka stunting di Indonesia.
"Indonesia Gastronomy Community memfasilitasi melalui pendekatan gastronomi dengan mengangkat kembali makanan tradisional untuk mencegah stunting," ujar Dr. dr. Ray Basrowi, MKK, selaku Medical Science Director Danone Indonesia di restoran Kembang Goela, Jakarta.
Tentunya upaya itu dilakukan bukan tanpa alasan.
Baca Juga: Ciri-ciri Stunting pada Anak dan Dampaknya untuk Tumbuh Kembang Anak dan Psikologisnya
Disebutkan Dr. dr. Ray Basrowi, MKK, hal itu dilakukan karena merupakan komitmen dari Danone Indonesia yang berkewajiban untuk ikut serta dalam mengatasi masalah nutrisi di Indonesia.
Hal selaras juga diungkapkan Ria Musiawan, Ketua Umum Indonesian Gastronomy Community (IGC).
Dikatakan Ria, dalam menangani masalah stunting ini IGC memberikan fasilitas berupa pendekatan gastronomi.
"Sebagai komunitas yang memiliki misi sebagai pelestari makanan dan minuman Indonesia untuk memajukan dan menyejahterakan masyarakat dan bangsa Indonesia, serta bentuk komitmen dan dikungan IGC terhadap usah penanggulangan stunting di Indonesia, maka disusunlah konsensus dari pada ahli," ungkap Ria.
"Kami memfasilitasi konsensus ahli melalui pendekatan gastronomi untuk menghasilkan suatu sikap dan kebijakan bersama dalam penangan stunting," sambungnya lagi.
Untuk mengatasi masalah stunting di Indonesia, IGC mencoba untuk melakukan cara yang berbeda.
Yaitu dengan memanfaat bahan pangan lokal di berbagai wilayah di Indonesia.
Inisiatif yang dilakukan IGC bersama dengan Danone Indonesia dilakukan dengan tujuan untuk mengedukasi masyarakat tentang pentingnya memanfaatkan pangan lokal di berbagai wilayah di Indonesia.
Ada alasan tersendiri mengapa makanan tradisional dipilih dalam upaya menurunkan angka stunting di Indonesia.
Disebutkan Hindah Muaris, Dewan Pakar IGC, hingga kini banyak yang masih menyepelekan kehadiran makanan tradisional yang dianggap sepele.
Bahkan saat ini masyarakat di Indonesia perlahan-lahan mulai meninggalkan makanan tradisional.
Baca Juga: Sekilas Tampak Mirip, Ternyata Ini Perbedaan Anak Kurus Sehat dan Kurang Gizi Menurut Ahli
"Makanan tradisional sering dianggap angin lalu dan dinilai sebagai pengisi perut saja," papar Hindah Muaris.
"Padahal dari makanan tradisional banyak kandungan zat gizi yang bermanfaat untuk masyarakat," lanjutnya lagi.
Kondisi itulah yang memicu IGC untuk melakukan pendekatan gastronomi dalam menurunkan angka stunting di Indonesia.
Perlu diketahui, gastronomi adalah seni memakan yang baik. Dimana dalam gastronomi bukan hanya mengenal makanan sebagai pengenyang perut saja.
Tapi lewat gastronomi, cerita dan filosofi sejarah budaya pada suatu makanan juga diperhatikan.
"Melihat potensi ini gastronomi menghadirkan menu gizi seimbang dengan bahan pangan lokal menghidangkan makanan yang memiliki gizi yang dapat berkontribusi untuk gizi anak dan mencegah stunting," tukas Hindah Muaris lagi.
Menu makan yang sehat bagi anak kini tak harus dibuat dengan bahan-bahan import saja.
Namun anak juga bisa mengonsumsi makanan sehat yang sesuai dengan kearifan lokal masing-masing daerah.
Apalagi di Indonesia memiliki potensi pangan yang melimpah karena berasal dari pertanian, perkebunan, peternakan dan kelautan menjadi salah satu asupan nutrisi yang baik untuk anak.
Hal selaras juga turut disampaikan Ria Musiawan.
"Dalam kegiatan stunting, gastronomi mengau pada keberagaman pangan dan local wisdom yang bisa ikut menguatkan makanan-makanan apa saja untuk mencegah stunting," papar Ria.
Baca Juga: Pentingnya Anak Kurus Rajin Menggosok Gigi Supaya Tidak Merasakan Kondisi Buruk Ini
Penulis | : | Geralda Talitha |
Editor | : | Nita Febriani |
KOMENTAR