Yusuf mengira anaknya demam biasa.
"Belum ada gejala kejang yang panjang. Jadi kami anggap ini demam biasa tertular sama kakak-kakaknya," tutur Yusuf.
Pada 18 September, ET mengalami kejang namun masih mau makan MPASI. Begitu pula pada tanggal 19 September, ET masih lahap makan. Namun, pada 19 September malam Yusuf membawa anaknya ke RS PKU Muhammadiyah Gamping, Sleman karena akanya alami mencret setelah diberi susu formula untuk pertama kali.
Dokter yang memeriksa ET mengungkapkan bahwa fungsi paru-paru ET menurun. Kondisi ET juga terus menurun.
Kemudian pada 20 September ET dibawa ke RSUP Dr Sardjito.
Ternyata, beberapa organ ET sudah alami penurunan fungsi.
"Anak saya paru-paru dulu, tapi sisanya kena semua. Liver, saraf, dan pastinya ginjal. Dokter lumayan kooperatif menangani anak saya. Dokternya ada dokter saraf, dokter organ dalam, dan dokter anak," beber Yusuf.
Setelah dilakukan serangkaian perawatan, ET meninggal dunia pada 25 September 2022. ET didiagnosis alami gagal ginjal akut. Yusuf membeberkan bahwa sebelumnya sang anak sebelum sakit belum diberi obat-obatan.
"Ibunya saja yang kalau dikaitkan parasetamolnya berupa tablet. Itu pun juga sebelum tanggal 16 September. Obat-obatan tidak pernah. Riwayat keluarga besar kami alhamdulillah bagus tidak ada penyakit ginjal dan sebagainya. Dan dokter menyatakan secara fair ini misterius," kata Yusuf.
Dia menuturkan, penurunan kesehatan anak yang diduga menderita AKI cukup cepat.
"Secara umum seperti itu sangat cepat banget ininya menyerangnya. Itu saya kira jam demi jam itu sangat berharga karena penurunannya drastis banget," pungkasnya.
Baca Juga: 5 Obat Sirup untuk Demam dan Flu Batuk yang Mengandung Etilen Glikol, Kini Ditarik BPOM
Perempuan Inovasi 2024 Demo Day, Dorong Perempuan Aktif dalam Kegiatan Ekonomi Digital dan Industri Teknologi
Penulis | : | Kirana Riyantika |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR