Nakita.id – Setelah menikah, mengatur keuangan menjadi hal penting untuk diperhatikan.
Moms dan Dads pasti harus memastikan kebutuhan bisa tercukupi setiap hari, minggu, hingga bulannya.
Untuk mencukupi kebutuhan harian, setiap orang biasanya mengandalkan dari gaji bulanan.
Pendapatan gaji setiap bulannya bisa membuat kebutuhan wajib atau kebutuhan lainnya bisa tercukupi.
Apalagi jika kedua pasangan sama-sama memiliki penghasilan.
Banyak orang yang beranggapan jika keduanya bekerja tentu pengeluaran bisa tercukupi.
Bahkan terdapat dana lebih yang bisa ditabung atau diinvestasikan.
Baik suami atau istri yang bekerja, memiliki gaji masing-masing setiap bulannya.
Jika melihat realitanya, ada beberapa kondisi di mana gaji istri lebih besar dibandingkan gaji suami.
Bagi sebagian orang hal ini mungkin lumrah terjadi, namun tak sedikit pasangan yang menjadikan hal ini sebagai masalah dalam keluarga.
Lantas, apa yang harus dilakukan jika gaji istri lebih besar dari suami?
Baca Juga: Mengatur Pengeluaran Rumah Tangga, Suami atau Istri yang Harus Menyiapkan?
Saat gaji istri lebih besar, para suami kerap merasa minder.
Apakah hal ini juga kerap dirasakan oleh Dads?
Dads kerap merasa sebagai kepala keluarga mungkin tidak bisa memberikan yang terbaik.
Hal seperti ini bisa saja menjadi pemicu terjadinya konflik rumah tangga.
Oleh karena itu, menurut Maryadi Santana, CFP®️, QWP®️ Certified Financial Planner tugas kepala keluarga bukan hanya pencari nafkah.
Dalam rumah tangga suami juga bisa memiliki peran dalam pengelolaan keuangan.
Suami bisa melakukan peran lain yang tidak kalah pentingnya.
Bila gaji istri lebih besar bukan sebagai dalih istri bertindak lebih dalam kehidupan rumah tangga.
Istri dengan gaji lebih tinggi bisa membantu suami memberikan semangat untuk melakukan peran lainnya.
"Masalah kepala keluarga bukan uang, jadi memang ada yang namanya tugas. Tugas ini bukan hanya mencari uang. Ada peran-peran lain yang bisa ditutupi. Jadi ketika penghasilannya kecil, bukan berarti perannya juga ikutan kecil, ada peranan lain yang bisa dibesarkan dan peranannya menjadi sama," ungkapnya dalam wawancara khusus dengan Nakita beberapa waktu lalu.
Baca Juga: Tips Mengelola Keuangan Dengan Baik Apabila Hanya Salah Satu yang Bekerja Dalam Rumah Tangga
Melihat gaji istri yang lebih besar dari suami, tentu ini menambah semangat Dads untuk bekerja lebih giat.
Apabila gaji dari pekerjaan utama tidak mencukupi, Dads juga bisa mencari penghasilan tambahan.
Tetapi untuk mencari pekerjaan tambahan, Dads bisa diskusikan terlebih dahulu dengan istri.
Jangan sampai Dads memiliki penghasilan tambahan tanpa sepengetahuan istri.
Hal ini membuat pengelolaan keuangan bisa dilakukan dengan bijak.
Saat ini mencari penghasilan tambahan bisa dilakukan tanpa harus mengorbankan pekerjaan utama.
Dads bisa mencari tambahan penghasilan di luar jam pekerjaan.
Maryadi menegaskan meski pendapatan suami lebih rendah bukan berarti perannya sebagai kepala rumah tangga menurun.
Tetapi kemampuan Dads dalam mengatur keuangan bisa diterapkan, seperti misalnya menyisihkan uang untuk kebutuhan wajib atau kebutuhan lainnya seperti biaya pendidikan, hiburan, atau dana tak terduga.
Dads bisa mengarahkan pengelolaan keuangan dengan bijak sehingga kebutuhan dalam rumah tangga selalu tercukupi.
"Akhirnya perannya jadi lebih tinggi dan membantu. Ada effort lebih mengurus rumah. Apapun itu perannya jangan sampai turun. Karena takarannya uang jadi jangan sampai ngerasa peran saya hanya segini. Padahal ada peran lagi dalam keluarga yang menentukan arah keuangan mau kemana, atur uang, investasi, asuransi segala macam pengetahuan ini menjadi peran lebih," tegas Maryadi.
Mungkin istri bisa saja memiliki penghasilan yang lebih besar, tetapi tak menutup kemungkinan Dads lebih jago dalam hal mengatur keuangan.
Jadi antara Moms dan Dads memiliki andil yang sama-sama besar.
"Istri lebih banyak penghasilannya, tetapi pengetahuan suaminya lebih banyak tentang bagaimana tentang pengaturan keuangan, dan itu berperan," ungkap Maryadi.
Sebaiknya jangan sungkan untuk membicarakan seputar penghasilan sejak awal.
Moms dan Dads bisa bersikap saling terbuka bahkan saat baru pertama kali merencanakan pernikahan.
Cara ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana mengalokasikan gaji untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Setiap pasangan bisa bekerja sama untuk menjadi tim yang kompak dalam mencukupi kebutuhan harian.
Tentukan siapa yang menjadi bendahara untuk mengatur keuangan bersama.
Hilangkan perasaan untuk merasa gaji siapa yang paling besar.
Saat mengeluarkan atau memasukkan anggaran, Moms dan Dads harus membahasnya bersama-sama.
Sehingga semuanya terperinci dengan jelas dan transparan.
Baca Juga: Apa Bisa Beli Rumah dengan Gaji UMR? Simak Tips Mengatur Keuangan dari Financial Planner Berikut Ini
Kulit Kencang dan Glowing dengan Ultherapy Prime, Teknologi Terbaru dari Nathalie Beauty Clinic
Penulis | : | Ruby Rachmadina |
Editor | : | Poetri Hanzani |
KOMENTAR