Nakita.id - Di masa emas pertumbuhannya gizi cukup untuk anak harus dipenuhi.
Sebab Si Kecil membutuhkan gizi cukup untuk anak agar bisa memaksimalkan potensi tumbuh kembangnya.
Pasalnya tak sedikit orangtua gagal memberikan gizi cukup untuk anak sehingga berpengaruh pada banyak kemampuan anak di masa depan.
Jika menginginkan buah hati kita tumbuh sehat, cerdas, dan aktif, penuhilah pola makan gizi seimbang.
Seperti kita ketahui, zat-zat gizi diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan anak.
Bahkan pemenuhan kebutuhan itu sudah harus terpenuhi sejak ia masih berupa janin, dilanjutkan dengan masa perkembangan sel-sel otak yang pesat (disebut periode kritis) hingga anak berusia 18 bulan, dan seterusnya.
Selama itu, anak tentu membutuhkan makanan yang cukup, baik kuantitas maupun kualitasnya, dalam arti tak kekurangan sekaligus tak kelebihan.
Secara umum, angka kecukupan gizi anak usia 1-3 tahun berada dalam satu kelompok karena kebutuhan vitamin, mineral, dan karbohidratnya tak jauh berbeda.
Yang perlu dipahami, anak usia 1-3 tahun tak lagi mengalami pertumbuhan tubuh yang cepat sebagaimana terjadi di usia bayi.
Pertumbuhan berat dan tingginya lebih pelan dibanding pada periode usia sebelumnya.
Setahun kira-kira hanya bertambah 2 kilo, karena di usia 1-3 tahun fokus perkembangannya lebih ke arah fungsi emosi dan kecerdasan.
Baca Juga: Cara Tepat Mengenal Kebutuhan Aneka Zat Gizi pada Ibu Menyusui
Oleh karena itu, selain vitamin dan karbohidrat, di usia 1-3 tahun, anak memerlukan beberapa mineral tertentu seperti zat besi, kalsium, dan zinc (seng).
Zat besi penting untuk pembuatan sel-sel darah dan perkembangan kognitifnya.
Penelitian membuktikan, anak yang menderita defisiensi zat besi akan mengalami gangguan psikomotor, termasuk gangguan kecerdasan.
Kalsium bermanfaat untuk pertumbuhan tulang, dan seng untuk pembentukan enzim seperti enzim pertumbuhan, pencernaan atau metabolisme.
Zat besi terutama terdapat pada bahan makanan hewani seperti daging dan hati.
Bila anak tak begitu suka makan daging atau hati, bisa diganti dengan makanan lain yang memiliki gizi sama seperti telur.
Bisa juga diganti dengan makanan yang berasal dari sumber nabati seperti tempe dan tahu. Namun, memang kandungan gizinya tak selengkap daging atau hati yang berasal dari sumber hewani.
Sementara sayuran seperti bayam juga mengandung zat besi tapi bukan yang terbaik, karena pada bayam terdapat senyawa oksalat yang akan mengganggu penyerapan zat besi.
Untuk seng, zat ini banyak terdapat pada bahan makanan hewani seperti daging dan ikan, sementara kalsium paling banyak diperoleh dari susu dan olahannya.
Namun demikian, jangan sampai anak kelebihan mineral karena bisa berdampak buruk.
Kelebihan seng, misal, bisa menimbulkan gangguan pada organ-organ tertentu seperti hati.
Baca Juga: 5 Zat Gizi Yang Dibutuhkan Anak di Masa Pertumbuhan
Kasus seperti itu pernah dilaporkan di daerah yang air minumnya memiliki kadar seng tinggi. Kelebihan seng juga bisa berakibat anak mengalami kelebihan berat badan.
Tapi, tak perlu khawatir. Kelebihan mineral dan juga vitamin jarang terjadi selama tak ada keadaan "istimewa" seperti kasus tadi.
Toh, kemampuan anak makan ikan juga terbatas. Kecuali jika orang tua menambahkan suplemen zat gizi yang berlebihan, bisa saja anak mengalami kelebihan mineral dan vitamin.
Baca Juga: Tips Agar Bayi Doyan Makan, Coba Ikuti Aturan Pemberian Makan Ini Sejak Bayi Usia 0 Tahun
Source | : | Tabloid Nakita |
Penulis | : | Nita Febriani |
Editor | : | Nita Febriani |
KOMENTAR