Memilih makanan selingan
Kandungan makanan selingan pun harus diperhatikan.
Makanan atau minuman yang berkadar gula tinggi seperti kue-kue cokelat, sirop atau jus yang banyak dijual di pasaran, akan membuatnya sulit makan.
Bukankah tingginya kandungan gula dan kalori akan memberi rasa kenyang?
Sementara makanan selingan yang banyak mengandung lemak seperti krim, mentega atau gorengan, bisa menaikkan BB anak karena dari makanan utama pun seorang anak sudah cukup mendapatkan kalori.
Jadi, penting diingat bahwa pemberian makanan selingan untuk melengkapi komposisi gizi seimbang dalam sehari yang mungkin belum tercukupi lewat menu makanan utama.
Oleh karena itu, yang ditekankan bukanlah kandungan kalorinya, tapi zat gizi lain semisal, protein, vitamin dan mineral. Contoh, bubur kacang hijau yang bisa dibuat sendiri, kroket panggang isi daging ayam atau aneka buah segar.
Jangan lupa, penyajian makanan selingan pun harus menarik minat anak dan bervariasi, semisal hari ini bubur kacang hijau, besok makaroni skotel, lusa dadar gulung, dan seterusnya.
Jikapun kita tak sempat membuatkan makanan selingan sendiri, toh, banyak produk biskuit dengan aneka rasa yang dijual di pasaran.
Apalagi biskuit khusus bayi dan balita umumnya mengandung susu dan kalori cukup. Pilih biskuit yang berkualitas baik dan kandungan gizinya pun benar-benar diperlukan anak.
Kita bisa melihatnya dari komposisi bahannya di kemasan. (Sumber: Tabloid Nakita)
Serunya Kegiatan Peluncuran SoKlin Liquid Nature French Lilac di Rumah Atsiri Indonesia
Source | : | Tabloid Nakita |
Penulis | : | David Togatorop |
Editor | : | David Togatorop |
KOMENTAR