Nakita.id - Ketika anak makin bertambah umurnya, porsi makannya perlu diperhatikan.
Termasuk juga porsi dan kapan memberikan makanan tambahan. Tentunya jadwal pemberian makanan selingan harus diperhatikan.
Jangan sampai si kecil merasa kekenyangan, lalu akhirnya malah tak mau menyantap makanan utama.
Untuk itu, pemberian makanan selingan diatur di antara dua waktu makan utama.
Jika sarapan diberikan pada jam 7.00-8.00 dan makan siang diberikan pada jam 12.00-13.00, maka makanan selingan sebaiknya diberikan jam 10.00.
Sedangkan makanan selingan ke-2 disajikan antara waktu makan siang dan malam atau setelah anak bangun tidur siang, yakni sekitar jam 16.00.
Kemudian malam, sekitar satu-dua jam menjelang tidur, beri anak segelas susu. Jadwal ini berlaku untuk pola makan 5 kali.
Sedangkan pola makan 6 kali bisa disisipkan satu kali lagi pemberian makanan selingan, semisal pisang goreng atau roti bakar menjelang tidur.
Frekuensi pemberian juga disesuaikan konsistensi kepadatan makanan tersebut.
Untuk makanan padat, tentu proses pencernaannya lebih lama. Selain itu, makin padat makanan, kalori yang dikandungnya juga makin tinggi.
Otomatis frekuensi pemberian makanan berbentuk cair biasanya lebih banyak ketimbang makanan padat.
Baca Juga: Penting Nih Moms, Berikut Jadwal Menu PMT Posyandu Balita dan Rincian Menu yang Disajikan
Memilih makanan selingan
Kandungan makanan selingan pun harus diperhatikan.
Makanan atau minuman yang berkadar gula tinggi seperti kue-kue cokelat, sirop atau jus yang banyak dijual di pasaran, akan membuatnya sulit makan.
Bukankah tingginya kandungan gula dan kalori akan memberi rasa kenyang?
Sementara makanan selingan yang banyak mengandung lemak seperti krim, mentega atau gorengan, bisa menaikkan BB anak karena dari makanan utama pun seorang anak sudah cukup mendapatkan kalori.
Jadi, penting diingat bahwa pemberian makanan selingan untuk melengkapi komposisi gizi seimbang dalam sehari yang mungkin belum tercukupi lewat menu makanan utama.
Oleh karena itu, yang ditekankan bukanlah kandungan kalorinya, tapi zat gizi lain semisal, protein, vitamin dan mineral. Contoh, bubur kacang hijau yang bisa dibuat sendiri, kroket panggang isi daging ayam atau aneka buah segar.
Jangan lupa, penyajian makanan selingan pun harus menarik minat anak dan bervariasi, semisal hari ini bubur kacang hijau, besok makaroni skotel, lusa dadar gulung, dan seterusnya.
Jikapun kita tak sempat membuatkan makanan selingan sendiri, toh, banyak produk biskuit dengan aneka rasa yang dijual di pasaran.
Apalagi biskuit khusus bayi dan balita umumnya mengandung susu dan kalori cukup. Pilih biskuit yang berkualitas baik dan kandungan gizinya pun benar-benar diperlukan anak.
Kita bisa melihatnya dari komposisi bahannya di kemasan. (Sumber: Tabloid Nakita)
Perempuan Inovasi 2024 Demo Day, Dorong Perempuan Aktif dalam Kegiatan Ekonomi Digital dan Industri Teknologi
Source | : | Tabloid Nakita |
Penulis | : | David Togatorop |
Editor | : | David Togatorop |
KOMENTAR