Nakita.id – Yuk, simak fakta tentang pneumonia pada anak yang perlu diwaspadai oleh semua orangtua.
Pneumonia merupakan penyakit infeksi saluran pernapasan akut pada paru-paru yang dapat disebabkan oleh virus, bakteri, jamur dan parasit.
Infeksi yang menyerang paru-paru tersebut menyebabkan gejala seperti batuk, demam dan kesulitan bernapas.
Pneumonia yang disebabkan oleh infeksi bakteri dapat bertahan 1 sampai 2 minggu dengan antibiotik yang tepat.
Karena tidak ada obat untuk mengobati infeksi virus, gejala pneumonia virus dapat bertahan lebih lama.
Meskipun infeksinya umum dan dapat diobati, pneumonia bisa menjadi berita buruk bagi orang dengan sistem kekebalan yang lemah, anak-anak, dan orang di atas usia 65 tahun.
Menyadari bahaya pneumonia, Moms perlu mengetahui fakta-fakta yang dapat membantu menghindari infeksi dan mendapatkan wawasan lebih banyak mengenai penyakit ini.
Dilansir dari berbagai sumber, berikut ini adalah 7 fakta tentang pneumonia yang mungkin belum diketahui.
Fakta #1 : Pneumonia menyebabkan kematian lebih banyak pada anak dibanding penyakit menular lainnya
Anak kecil termasuk ke dalam kelompok yang rentan terhadap penyakit pneumonia. Mereka dapat tertular pneumonia karena berbagai faktor.
Sejauh ini, para ahli medis telah menemukan lebih dari 30 penyebab pneumonia yang berbeda, termasuk bakteri, jamur, virus, dan kuman yang bukan bakteri atau virus.
Baca Juga: Mengenal Pneumonia dan Penyebabnya, Jangan Asal Disepelekan!
Seseorang bisa terkena pneumonia bahkan dengan menghirup sesuatu yang asing seperti makanan, debu, asap, cairan, atau gas.
Tingkat kematiannya lebih tinggi daripada penyakit lain untuk anak di bawah usia 5 tahun.
Fakta #2: Pneumonia itu menular
Pneumonia menular dan dapat menyebar melalui beberapa cara. Mereka dapat menyebar melalui partikel udara (dari batuk atau bersin), melalui darah, terutama selama dan segera setelah lahir, atau dari permukaan yang terkontaminasi.
Fakta #3: Sekitar 50% kematian akibat pneumonia pada anak berhubungan dengan polusi udara
Sistem kekebalan tubuh yang sehat biasanya melindungi tubuh dari agen infeksi, tetapi ada banyak faktor yang melemahkan perlindungan tubuh, pada anak-anak ini termasuk polusi udara.
Dilansir dari Unicef Indonesia, polusi udara luar ruangan merupakan risiko bagi anak-anak. Namun polusi udara dalam ruangan menimbulkan ancaman global yang lebih besar.
Polusi dalam ruangan berkontribusi pada 62 persen kematian akibat pneumonia anak terkait polusi udara.
Fakta #4: Studi menunjukkan bahwa peningkatan cuci tangan dengan sabun mengurangi risiko pneumonia hingga 50%
Pneumonia dapat dicegah sejak awal dengan meningkatkan tindakan perlindungan, seperti nutrisi yang cukup.
Juga dengan mengurangi faktor risiko seperti polusi udara dan menggunakan praktik kebersihan yang baik.
Baca Juga: 4 Cara Mencegah Pneumonia pada Anak, Termasuk Mendapatkan Vaksin PCV
Peningkatan cuci tangan dengan sabun mengurangi risiko pneumonia hingga 50 persen dengan menurunkan paparan bakteri.
Fakta #5: Menyusui membantu mencegah pneumonia
Pemberian ASI eksklusif selama enam bulan pertama kehidupan merupakan cara yang efektif untuk melindungi anak dari pneumonia dan penyakit menular lainnya.
Dilansir dari Health Grades, penelitian menunjukkan bahwa ASI membuat sistem kekebalan bayi lebih kuat.
ASI juga memiliki zat yang membantu mencegah kuman pneumonia tumbuh di hidung, tenggorokan, atau paru-paru bayi.
Fakta #6: Pneumonia dapat dicegah dengan vaksin
Hampir semua kematian akibat pneumonia dapat dicegah. Cara paling efektif untuk melindungi anak dari pneumonia adalah dengan imunisasi, khususnya imunisasi Hib, pneumokokus, campak dan batuk rejan (pertusis).
Mendapatkan suntikan influenza juga dapat mengurangi kemungkinan tertular pneumonia. Ini karena banyak virus penyebab flu juga menyebabkan pneumonia.
Fakta #7: Kuman penyebab pneumonia sering hidup di tubuh
Banyak virus dan bakteri yang diketahui menyebabkan pneumonia mungkin sudah hidup di hidung atau tenggorokan.
Sistem kekebalan biasanya menjauhkan mereka dari paru-paru. Jika daya tahan lemah, maka potensi tertular pneumonia menjadi lebih besar.
Baca Juga: 5 Cara Mengatasi Pneumonia pada Anak yang Terserang, Jangan Sampai Terlewat
Penulis | : | Syifa Amalia |
Editor | : | Poetri Hanzani |
KOMENTAR