Nakita.id – Moms punya bayi terlalu aktif? Berikut ini cara menghadapinya.
Memiliki bayi terlalu aktif mungkin membuat banyak ibu bingung.
Apakah bayi terlalu aktif adalah hal yang baik, atau tidak.
Jawabannya adalah jangan direndam, tapi disalurkan, Moms.
Ya, kreativitas bayi yang aktif akan lebih berkembang dibanding bayi yang "lembut".
Aktif-tidaknya bayi tak ada kaitannya dengan jenis kelamin.
Kendati bayi lelaki secara teoritis memiliki otot-otot yang lebih kuat, bukan berarti tak ada bayi perempuan yang aktif.
Bayi aktif tidak berarti sulit juga, Moms.
Ada beberapa bayi yang memang aktif, tapi juga menyenangkan.
Dia bergerak ke sana ke mari bukan untuk menarik perhatian.
Tapi, ada juga bayi yang aktif dengan cara rewel untuk mencari perhatian orangtua.
Baca Juga: Rekomendasi 5 Vitamin Anak Setelah Sakit, Manjur Bikin Si Kecil Kembali Aktif
Nah, bayi dengan kondisi ini bisa dikategorikan sebagai bayi sulit.
Punya anak kelewat aktif memang kerap merepotkan.
Saat ganti popok atau pakai baju, misalnya, bisa menjadi ajang "adu gulat" lantaran ia bergerak terus.
Belum lagi, kalau ia sudah bisa merangkak, duh, bikin kita sering "senam jantung" ya, Moms.
Sebab, merangkaknya cepat sekali.
Sedetik saja kita beralih pandang, bisa-bisa ia sudah menghilang ke dapur atau malah tengah "memanjat" anak tangga. Bahaya, bukan?
Tapi, tak perlu cemas punya bayi aktif, Moms.
Pasalnya, hal ini normal terjadi pada anak.
Yang penting, kenali sifat-sifat bayi.
Kapan saja ia menunjukkan gerakan dan reaksi lebih kuat dari momen-momen yang lain.
Kemudian, jangan meredam keaktifannya atau melarang.
Baca Juga: Anak Kurus Tapi Aktif, Apakah Hal Ini Normal? Simak Penjelasannya di Sini!
Sebaiknya, cari cara untuk mengalihkan perhatiannya atau salurkan aktivitasnya yang berlebih.
Jika ia sudah bisa merangkak ke sana ke mari, perhatikan lingkungan sekitarnya.
Dengan begitu, ia tetap nyaman dan aman untuk bisa leluasa bergerak.
Misalnya, singkirkan benda pecah-belah yang bisa melukainya.
Seperti kabel listrik atau barang kecil yang gampang tertelan.
Jadi, kendati merepotkan, tak berarti harus menerapkan disiplin kaku pada bayi aktif.
Terlebih lagi di usia ini, ia justru masih membutuhkan banyak rangsangan untuk pertumbuhan otot-otot dan sarafnya.
Jika Moms banyak melarang, bisa-bisa pertumbuhan bayi aktif justru terhambat.
Nah, itu dia Moms cara menghadapi bayi terlalu aktif.
Semoga bermanfaat, ya!
(Sumber: Tabloid Nakita)
Baca Juga: Cari Tahu Moms, Perbedaan Anak Aktif dan Hiperaktif Agar Tak Salah
L'Oreal Bersama Perdoski dan Universitas Indonesia Berikan Pendanaan Penelitian dan Inovasi 'Hair & Skin Research Grant 2024'
Penulis | : | Ratnaningtyas Winahyu |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
KOMENTAR