Ada banyak jenis pola asuh anak yang bisa para orangtua terapkan.
Diantaranya, pola asuh permisif, otoriter, dan pola asuh tidak terlibat.
Semua jenis pola asuh tentu saja memiliki keuntungan, dan dampak buruknya masing-masing terhadap emosional anak.
Sebagai orangtua, harus cermat memilih jenis pola asuh.
Sesuaikan juga dengan karakter anak ketika memilih jenis pola asuh.
Jangan sampai anak menjadi sangat tertekan dan justru kurang bahagia dengan pola asuh yang Moms, dan Dads terapkan.
Karena ketika anak merasa tertekan, ia bukan justru disiplin tapi bisa saja di masa mendatang anak menjadi pembangkang.
Tugas utama orangtua memang mencari nafkah dan melindungi anak-anaknya.
Tapi ternyata kedua hal tersebut tidak cukup untuk anak Moms.
Melansir dari Kompas, menurut seorang pakar bernama Dr. Justin Choulson, anak-anak membutuhkan lebih dari mainan terkini, sekolah terbaik, makanan bernutrisi, yakni perhatian yang menyeluruh dari orangtuanya.
Baca Juga: Mengenal Apa Itu Pola Asuh Demokratis Beserta Dampak Bagi Perkembangan Anak
"Jangan berpikir Anda telah menyekolahkan di tempat yang berkualitas dan menyiapkan makanan sehat berarti tugas Anda sudah cukup. Anak merupakan manusia kecil yang sama seperti manusia dewasa, membutuhkan komunikasi dua arah dan hubungan emosional seimbang,” jelas Dr Choulson.
Penulis | : | Shinta Dwi Ayu |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR