Contoh, ketika lagu Bintang Kecil sudah dikuasainya, doronglah ia menyanyikan lagu baru, "Ayo, coba lagu Pelangi-Pelangi. Nanti kalau sudah bisa, dapat tepuk tangan lagi."
Dengan dikondisikan seperti itu, anak akan berusaha untuk selalu menambah "keahliannya".
Namun pujian tidak harus terpaku pada pencapaian target. Proses usaha pun berhak mendapatkan pujian.
Misalnya anak sudah berusaha makan sendiri. Walaupun masih berantakan, yang penting dia sudah berusaha.
Katakan, "Tidak apa-apa kalau Adek hari ini masih berantakan makannya. Besok besok dicoba lagi ya, makan yang lebih bersih."
Dengan begitu anak bisa merasakan bahwa usahanya selama ini dihargai, sekaligus ada pemacu untuk mencobanya lagi.
Ada beberapa contoh kata-kata pujian yang tidak perlu. Misal, orang tua yang selalu mengatakan, "Anakku yang paling cantik/cakep sedunia."
Ini tidak perlu diucapkan, karena faktanya belum tentu anak itu adalah anak yang paling cantik sedunia.
Pernyataan itu bisa membuat anak bingung karena tidak semua orang mengatakan hal sama.
Jangan sampai timbul pertanyaan, "Kata Mama aku paling cantik sedunia, tapi kata teman-teman, kok, tidak?" Jadi, berikan pujian yang realistis.
Agar pujian efektif untuk anak, perhatikan rambu-rambunya berikut ini:
Baca Juga: Alika Islamadina Melahirkan Bayi Perempuan, Nama Anaknya Unik dan Banjir Pujian
Pentingnya Penanganan yang Tepat, RSIA Bunda Jakarta Miliki Perawatan Khusus untuk Bayi Prematur
Penulis | : | Nita Febriani |
Editor | : | Nita Febriani |
KOMENTAR