Seiring waktu, anak-anak menginternalisasi suara dan aturan.
Pada usia 5 tahun, anak-anak mengembangkan superego mereka, yang bertindak sebagai tanda berhenti internal dan membantu mereka mengendalikan impuls agresif.
3. Temukan solusi positif
Selama beberapa generasi, tantrum dipandang sebagai upaya manipulasi. Para ahli menyarankan orang tua untuk membiarkan anak-anak menangis.
Meskipun orang tua memang bisa jatuh ke dalam pola negatif dalam memuaskan setiap keinginan anak untuk menghindari kehancuran, membiarkan anak menangis tidak mengajari anak cara yang lebih positif untuk menangani diri mereka sendiri.
Faktanya, anak-anak membutuhkan bantuan untuk keluar dari kemarahan mereka.
Dan membimbing mereka melewatinya lebih baik daripada membiarkan mereka tenggelam ke dalamnya.
4. Tetapkan batasan
Meskipun ayah ingin menyampaikan bahwa tidak apa-apa jika anak merasa marah, juga perlu menjelaskan bahwa perilaku agresif tersebut tidak dibolehkan.
Misalnya, jika anak memukul saudaranya, ayah dapat mengatakan, "Tidak apa-apa marah. Kemarahan kamu tidak apa-apa. Tapi, kamu tidak boleh memukul."
Selanjutnya, arahkan mereka ke cara yang positif untuk bereaksi terhadap situasi tersebut.
Baca Juga: Berperan Sama Merawat Si Kecil yang Sedang Diare, Ini Dia Tipsnya untuk Dads
Penulis | : | Syifa Amalia |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR