"Dua-duanya itu memang memiliki kendali. Cuma bedanya, dua-duanya itu punya tanggung jawab yang berbeda," ucap Rizqi.
"Kebanyakan seperti, kita itu di Indonesia menganut budaya timur, dimana pria dikatakan memiliki peran yang lebih besar, memiliki tanggung jawab yang lebih. Itu masih relevan dengan kondisi kita saat ini," terangnya.
Rizqi menyampaikan, dalam mengelola keuangan rumah tangga, sebaiknya baik suami maupun istri membagi peran-perannya masing-masing.
"Ini bisa terserah mau ibu mau bapaknya. Tapi, keputusan itu harus dipegang dengan orang yang memiliki (kemampuan) analytical yang baik, itu harus menentukan," sarannya dengan tegas.
Mulai dari membicarakan pengeluaran, investasi, produk asuransi, dan lain-lain.
"Ini harus orang yang memiliki (kemampuan) analytical tinggi dan dia bisa memberikan keputusan. Dan itu enggak bisa, 'Karena kamu kepala rumah tangga, jadi harus kamu yang menentukan.' Enggak bisa begitu. Siapa yang memang mengerti produk-produk tersebut," kata Rizqi.
"Tapi di satu sisi, ada juga yang harus mencatat keuangannya," lanjutnya mengatakan.
Apabila keduanya bersinergi, lanjut Rizqi, biasanya dua-duanya sudah otomatis bergerak sendiri untuk mengelola keuangan rumah tangga tersebut, meski gajinya pas-pasan.
Jadi, tak harus Dads saja yang berhak mengelola keuangan rumah tangga.
Dads juga bisa meminta Moms untuk mengelola keuangan rumah tangga tersebut, jika Moms memang lebih paham tentang dunia keuangan.
Selain itu, Rizqi juga sangat menyarankan agar suami dan istri sama-sama terbuka satu sama lain.
Penulis | : | Shannon Leonette |
Editor | : | Nita Febriani |
KOMENTAR