Nakita.id - Siapa yang berhak mengelola keuangan rumah tangga?
Dalam sebuah rumah tangga, tentu ada banyak sekali hal-hal yang perlu dikelola.
Salah satunya adalah keuangan rumah tangga.
Jika tidak dikelola dengan baik, krisis keuangan mungkin saja bisa terjadi dalam suatu rumah tangga.
Ditambah dengan meningkatnya harga kebutuhan rumah tangga seiring waktu.
Namun sayangnya, tak sedikit orang yang memiliki gaji pas-pasan.
Termasuk, Dads yang saat ini sudah menikah dan berkeluarga.
Mungkin Dads pernah mendengar pepatah bahwa seorang suami lah yang harus bekerja keras mencari nafkah dan bertanggung jawab.
Lantas, benarkah demikian?
Dalam rangkaian acara Ayah S.I.A.P 2022 hari kedua bertemakan 'Tips Kelola Keuangan Dengan Gaji Pas-Pasan', Minggu (13/11/2022), Nakita mengundang Rizqi Syam, BA, CFP selaku financial planner dari Finansialku.
Menurut Rizqi sendiri, mengelola keuangan rumah tangga itu tidak bisa dilakukan oleh satu orang saja.
Baca Juga: Cara Aman Mengatur Keuangan untuk Biaya Sosial Tanpa Mengganggu Anggaran Bulanan
"Dua-duanya itu memang memiliki kendali. Cuma bedanya, dua-duanya itu punya tanggung jawab yang berbeda," ucap Rizqi.
"Kebanyakan seperti, kita itu di Indonesia menganut budaya timur, dimana pria dikatakan memiliki peran yang lebih besar, memiliki tanggung jawab yang lebih. Itu masih relevan dengan kondisi kita saat ini," terangnya.
Rizqi menyampaikan, dalam mengelola keuangan rumah tangga, sebaiknya baik suami maupun istri membagi peran-perannya masing-masing.
"Ini bisa terserah mau ibu mau bapaknya. Tapi, keputusan itu harus dipegang dengan orang yang memiliki (kemampuan) analytical yang baik, itu harus menentukan," sarannya dengan tegas.
Mulai dari membicarakan pengeluaran, investasi, produk asuransi, dan lain-lain.
"Ini harus orang yang memiliki (kemampuan) analytical tinggi dan dia bisa memberikan keputusan. Dan itu enggak bisa, 'Karena kamu kepala rumah tangga, jadi harus kamu yang menentukan.' Enggak bisa begitu. Siapa yang memang mengerti produk-produk tersebut," kata Rizqi.
"Tapi di satu sisi, ada juga yang harus mencatat keuangannya," lanjutnya mengatakan.
Apabila keduanya bersinergi, lanjut Rizqi, biasanya dua-duanya sudah otomatis bergerak sendiri untuk mengelola keuangan rumah tangga tersebut, meski gajinya pas-pasan.
Jadi, tak harus Dads saja yang berhak mengelola keuangan rumah tangga.
Dads juga bisa meminta Moms untuk mengelola keuangan rumah tangga tersebut, jika Moms memang lebih paham tentang dunia keuangan.
Selain itu, Rizqi juga sangat menyarankan agar suami dan istri sama-sama terbuka satu sama lain.
"Dua-duanya harus sama-sama terbuka," kata Rizqi dengan tegas.
"Karena keterbukaan dalam keuangan itu yang paling utama," jelasnya.
Rizqi menyampaikan, jika keduanya tidak terbuka sejak awal, maka ada kemungkinan besar mengelola keuangan akan menjadi sangat sulit.
Menurut Rizqi juga, terbuka satu sama lain pun dapat membantu mengetahui tujuan keuangan bersama.
"Jadi, kalau dua-duanya mengetahui tujuan keuangannya bersama, pasti nanti urgency kita untuk menabung jadi meningkat, belajar investasi jauh lebih seru, dan jadi paham kalau kita tuh harus lebih 'ngerem' karena punya alasan ABCD," terangnya.
"Bayangkan kalau cuma istrinya saja yang tahu, atau malah sebaliknya," lanjutnya.
Itulah penjelasan singkat dari seorang perencana keuangan terkait siapa yang berhak mengelola keuangan rumah tangga.
Jadi, sebagai seorang suami dan ayah yang siap siaga, pertama Dads perlu terbuka dulu dengan Moms terkait tujuan keuangan bersama.
Kemudian berikutnya, tentukan siapa yang akan mengelola keuangan rumah tangga dan menjadi pengambil keputusan, dengan catatan memiliki kemampuan analytical yang baik.
Lalu, tentukan juga siapa yang akan mencatat keuangan yang masuk maupun yang keluar ya, Dads.
Semoga penjelasan sekaligus tips-tipsnya bermanfaat ya, Dads!
Perempuan Inovasi 2024 Demo Day, Dorong Perempuan Aktif dalam Kegiatan Ekonomi Digital dan Industri Teknologi
Penulis | : | Shannon Leonette |
Editor | : | Nita Febriani |
KOMENTAR