Nakita.id – Banyak yang belum tahu, berikut ini cara menjalin hubungan dengan ipar dan mertua.
Cara menjalin hubungan dengan ipar dan mertua memang tidak mudah.
Pasalnya, urusan ipar dan mertua terbilang cukup sensitif, sehingga Moms perlu melakukan cara menjalin hubungan dengan ipar dan mertua secara tepat.
Terlebih, yang menyangkut soal uang, kuncinya cuma keterbukaan sejak awal.
Perkawinan di Indonesia, pada dasarnya adalah perkawinan yang melibatkan keluarga besar.
Dengan demikian, baik adik, kakak, ayah, maupun ibu, sering kali terlibat atau melibatkan diri ke dalam hidup perkawinan.
Bahkan, dalam soal-soal yang pribadi pun seperti masalah keuangan, mereka juga terlibat.
Nah, lantaran kepentingan keluarga besar masih sering diperhitungkan, maka membantu ipar/mertua dalam soal keuangan pun sering dilakukan.
Biasanya, anak sulunglah, terutama lelaki, yang kerap jadi andalan.
Hal ini bisa menimbulkan konflik di antara suami-istri bila sejak awal tak ada keterbukaan.
Memang, bukan berarti perkawinan akan mulus-mulus saja sekalipun, kesediaan menyokong ipar/mertua sudah disepakati kedua belah pihak.
Namun, konfliknya bukan bersumber dari suami-istri itu sendiri, melainkan dari si ipar/mertua yang bersikap tak tahu diri.
Misalnya, si kakak/anak cuma bisa bantu Rp1.000, tapi si adik/orangtua ngotot minta Rp10 ribu.
Kalau tak diberi, mereka malah menjelek-jelekkan keluarga kakak/anaknya.
Tak heran kalau akhirnya timbul konflik baru gara-gara si ipar/mertua ngelunjak.
Ipar/mertua yang demikian, sering bersikap dan merasa bahwa kewajiban sang kakak/anaklah untuk membantunya, sehingga dia juga ikut "berkuasa" dalam soal keuangan.
Bila hubungan pasutri jadi runyam gara-gara menanggung ipar/mertua, maka masing-masing pihak harus membuka diri untuk mencari solusi.
Melansir dari Tabloid Nakita, berikut ini beberapa cara mengatasi masalah dengan ipar dan mertua.
Kalau memang bantuan mau tak mau harus diberikan, buatlah daftar skala prioritas.
Misanya, apa saja yang prioritas pengeluaran suami-istri.
Apakah untuk anak-anak atau keluarga besar?
Bukankah suami-istri juga perlu menabung untuk kebutuhan biaya sekolah anak-anak kelak?
Ingat, biaya sekolah jaman sekarang tidak sedikit.
Kita harus menabung sejak anak-anak masih balita.
Dengan membuat daftar skala prioritas, maka pos-pos diluar kebutuhan rutin seperti uang bantuan untuk ipar/mertua, harus didiskusikan bersama seberapa besar dan untuk keperluan apa saja yang boleh disokong.
Meskipun suami atau istri dibesarkan dalam keluarga yang sering saling bantu-membantu dalam hal keuangan, namun bila sudah menikah, hendaknya setiap bantuan yang diberikan kepada adik/orangtua atau keluarga besarnya harus sepengetahuan pasangannya.
Artinya, setiap rupiah yang dikeluarkan untuk orang lain di luar keluarga inti, suami dan istri sudah sama-sama tahu dan setuju jumlahnya.
Dengan demikian, konflik soal tanggung-menanggung ipar/mertua bisa dihindarkan.
Tentu saja, dalam menyokong ipar/mertua hendaknya dilakukan setelah kebutuhan keluarga inti terpenuhi.
Jadi, bantulah sesuai kemampuan, tak usah gengsi soal besarnya.
Nah, itu dia cara menjalin hubungan dengan ipar dan mertua.
Semoga bermanfaat!
(Sumber: Tabloid Nakita)
Penulis | : | Ratnaningtyas Winahyu |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
KOMENTAR