Lain hal bila memang sudah waktunya dan proses kematangan sudah berjalan, barulah anak diberi stimulasi dan kesempatan belajar. Dalam hal mencoret, umpamanya, biarkan anak mencorat-coret.
Kalau memang dirasa mengganggu karena anak mencorat-coret tembok, misal, sediakan kertas besar.
Jangan malah anak dilarang dan tak disediakan alternatif untuknya corat-coret. Sebab, hal ini menyebabkan perkembangan keterampilan motorik halusnya jadi lambat. Misal, anak melalui tahapan coretan sembarangan lebih lama.
Begitu pun bila orang tua tak memberi kesempatan kepada anak untuk berlatih. Padahal, keterampilan motorik halus sangat memerlukan banyak latihan.
Lagi pula, jika keterampilan motorik halus di satu tahapan usia mengalami keterlambatan, maka akan menghambat tahapan perkembangan berikutnya.
Itulah mengapa, orang tua sebaiknya tahu pentingnya perkembangan motorik, baik kasar maupun halus, dan bentuk motorik apa saja yang harus dikuasai anak.
Dengan demikian, orang tua bisa menstimulir anak agar perkembangan motorik halusnya bisa berkembang baik. Tentunya tanpa melupakan faktor kematangan.
Untuk membantu tes motorik halus, sediakan beberapa peralatan seperti kertas, mainan kubus, bola, cangkir, beberapa butir kismis dan pinsil warna.
Pemilihan pensil warna sebaiknya dicocokkan dengan tangan si kecil yang masih mungil.
Jadi, hindari pensil yang terlalu kecil karena ia belum bisa memegangnya dengan benar.
Yang baik, pensil khusus yang dirancang bagi pemula atau krayon besar hingga enak dipegang.
Baca Juga: 4 Rekomendasi Vitamin Anak Penambah Darah yang Aman, Tanpa Efek Samping, Apa Saja?
Toys Kingdom dan MilkLife Wujudkan Senyum Anak Negeri untuk Anak-anak di Desa Mbuit
Source | : | Tabloid Nakita |
Penulis | : | Nita Febriani |
Editor | : | Nita Febriani |
KOMENTAR