Nakita.id - Keterampilan tangan anak banyak berguna untuk melakukan banyak hal.
Misalnya, menggunting, menulis, melipat, dan masih banyak lagi.
Keterampilan ini tidak muncul dengan sendirinya tanpa latihan, Moms.
Anak perlu dilatih menggunakan tangannya. Kalau tidak, ia bisa mengalami kesulitan saat bersekolah. Ia pun jadi tak mandiri dan percaya diri.
Sebenarnya, perkembangan motorik halus sudah diawali sejak dini melalui aktivitas memegang dan meraba saat bayi.
Tapi keterampilannya sendiri baru berkembang pesat setelah anak berusia 3 tahunan, yaitu ketika sebagian besar keterampilan motorik kasar sudah dikuasai anak.
Itu sebab, perkembangan motorik halus sulit dipisahkan dari perkembangan motorik kasar.
Begitu motorik kasar mulai muncul, perkembangan motorik halus sebetulnya juga sudah mulai mengikuti.
Namun biasanya motorik kasar memang lebih berkembang dulu, baru kemudian diikuti motorik halus.
Setelah anak mulai bisa berjalan (motorik kasar), misal, biasanya diikuti keinginan untuk mulai berlari, dan seterusnya.
Nah, seiring dengan itu, keterampilan motorik halusnya pun mulai muncul. Misal, mencoret-coret.
Makin anak menguasai keterampilan motoriknya (kasar dan halus), akan makin sehat karena ia banyak bergerak. Di samping, anak juga lebih mandiri dan percaya diri.
Anak makin yakin dalam mengerjakan segala sesuatu karena sadar akan kemampuan fisiknya.
Selain itu, anak yang perkembangan motoriknya baik, biasanya juga punya keterampilan sosial yang positif karena mereka senang bermain dengan teman-temannya. Misal, bersama-sama menggambar, menulis, dan mencoret.
Perlu diketahui, salah satu fungsi keterampilan motorik halus adalah untuk menyiapkan anak masuk sekolah. Misal, mencoret.
Ini merupakan langkah awal atau persiapan bagi kemampuan menulis, yang tumbuh di usia sekitar 15 bulan.
Itulah mengapa, anak harus diarahkan sejak dini agar tak mengalami kesulitan pada saat ia bersekolah.
Lagi pula, bila keterampilan motorik halusnya kurang berkembang dibanding teman-teman sebayanya, ia akan merasa berbeda begitu berkumpul dengan teman-temannya.
Kalau perbedaannya jauh, bisa saja akan timbul perasaan tertentu pada anak, seperti minder, tak percaya diri, dan sebagainya.
Nah, agar keterampilan motorik halus anak dapat berkembang sebagaimana mestinya, ada beberapa faktor yang mempengaruhinya.
Pertama, kesiapan anak untuk belajar. Ini berkaitan dengan faktor kematangan. Jadi, kalau memang belum waktunya, ya, tidak bisa dipaksakan.
Misal, baru 6 bulan sudah disuruh mencoret-coret, tentulah belum bisa karena saraf-saraf dan otot-ototnya memang belum matang.
Lain hal bila memang sudah waktunya dan proses kematangan sudah berjalan, barulah anak diberi stimulasi dan kesempatan belajar. Dalam hal mencoret, umpamanya, biarkan anak mencorat-coret.
Kalau memang dirasa mengganggu karena anak mencorat-coret tembok, misal, sediakan kertas besar.
Jangan malah anak dilarang dan tak disediakan alternatif untuknya corat-coret. Sebab, hal ini menyebabkan perkembangan keterampilan motorik halusnya jadi lambat. Misal, anak melalui tahapan coretan sembarangan lebih lama.
Begitu pun bila orang tua tak memberi kesempatan kepada anak untuk berlatih. Padahal, keterampilan motorik halus sangat memerlukan banyak latihan.
Lagi pula, jika keterampilan motorik halus di satu tahapan usia mengalami keterlambatan, maka akan menghambat tahapan perkembangan berikutnya.
Itulah mengapa, orang tua sebaiknya tahu pentingnya perkembangan motorik, baik kasar maupun halus, dan bentuk motorik apa saja yang harus dikuasai anak.
Dengan demikian, orang tua bisa menstimulir anak agar perkembangan motorik halusnya bisa berkembang baik. Tentunya tanpa melupakan faktor kematangan.
Untuk membantu tes motorik halus, sediakan beberapa peralatan seperti kertas, mainan kubus, bola, cangkir, beberapa butir kismis dan pinsil warna.
Pemilihan pensil warna sebaiknya dicocokkan dengan tangan si kecil yang masih mungil.
Jadi, hindari pensil yang terlalu kecil karena ia belum bisa memegangnya dengan benar.
Yang baik, pensil khusus yang dirancang bagi pemula atau krayon besar hingga enak dipegang.
Baca Juga: 4 Rekomendasi Vitamin Anak Penambah Darah yang Aman, Tanpa Efek Samping, Apa Saja?
Source | : | Tabloid Nakita |
Penulis | : | Nita Febriani |
Editor | : | Nita Febriani |
KOMENTAR