Makin anak menguasai keterampilan motoriknya (kasar dan halus), akan makin sehat karena ia banyak bergerak. Di samping, anak juga lebih mandiri dan percaya diri.
Anak makin yakin dalam mengerjakan segala sesuatu karena sadar akan kemampuan fisiknya.
Selain itu, anak yang perkembangan motoriknya baik, biasanya juga punya keterampilan sosial yang positif karena mereka senang bermain dengan teman-temannya. Misal, bersama-sama menggambar, menulis, dan mencoret.
Perlu diketahui, salah satu fungsi keterampilan motorik halus adalah untuk menyiapkan anak masuk sekolah. Misal, mencoret.
Ini merupakan langkah awal atau persiapan bagi kemampuan menulis, yang tumbuh di usia sekitar 15 bulan.
Itulah mengapa, anak harus diarahkan sejak dini agar tak mengalami kesulitan pada saat ia bersekolah.
Lagi pula, bila keterampilan motorik halusnya kurang berkembang dibanding teman-teman sebayanya, ia akan merasa berbeda begitu berkumpul dengan teman-temannya.
Kalau perbedaannya jauh, bisa saja akan timbul perasaan tertentu pada anak, seperti minder, tak percaya diri, dan sebagainya.
Nah, agar keterampilan motorik halus anak dapat berkembang sebagaimana mestinya, ada beberapa faktor yang mempengaruhinya.
Pertama, kesiapan anak untuk belajar. Ini berkaitan dengan faktor kematangan. Jadi, kalau memang belum waktunya, ya, tidak bisa dipaksakan.
Misal, baru 6 bulan sudah disuruh mencoret-coret, tentulah belum bisa karena saraf-saraf dan otot-ototnya memang belum matang.
Source | : | Tabloid Nakita |
Penulis | : | Nita Febriani |
Editor | : | Nita Febriani |
KOMENTAR