Sebab jika mengalami sindorm ini, tak jarang para ibu juga sering merasa bersalah terhadap dirinya sendiri dalam hal mengasuh anak.
Perasaan yang tak sesuai dengan apa yang ditampilkan pada orang-orang, juga kerap kali di rasakan para ibu yang mengalami impostor syndrome ini.
"Impostor ini diluarnya baik, tapi di dalamnya dia merasa tidak sebaik itu. Jadi dia merasa sedang menipu, merasa tidak cocok dengan yang diluar sama yang dirasakan di dalamnya," jelas Mita.
Bila Moms saat ini mengalami beberapa tanda yang disebutkan, maka harus ada perhatian lebih dalam penanganannya.
Sebab jika impostor syndrome tak ditangani, Moms bisa saja membuat kesehatan mental terganggu karena muncul perasaan-perasaan berikut ini.
"Bisa merasa terisolasi, merasa sendirian, sampai punya pemikiran kalau dia nggak baik-baik aja. Yang ada malah nanti nggak bisa bangkit dengan apa yang dirasakanya," ucap dia lagi.
Sementara bagi anak, Mita menjelaskan dampak impostor syndrome ini dapat membuatnya dapat melihat tanda-tanda sulit untuk menerima diri dengan baik.
"Pada akhirnya anaknya nggak bisa membangun sense of self yang cukup kuat terhadap dirinya, sulit sayang pada dirinya juga," tutur Mita.
Dijelaskan Mita, jika impostor syndrome tak ditangani maka akan membuat Moms bisa mengalami burnout atau kelelahan secara emosional.
"Burnout inilah yang menjadi cikal bakal yang bisa lari ke depresi, muncul gangguan kecemasan. Pada ibu baru biasanya bisa mengalami baby blues," sambungnya lagi menjelaskan.
Oleh karena itu, penting bagi Moms untuk menerima diri sendiri dan tak terlalu memikirkan semua pendapat dari lingkungan sekitar dalam hal mendidik anak untuk pertama kalinya.
Rekap Perjalanan Bisnis 2024 TikTok, Tokopedia dan ShopTokopedia: Sukses Ciptakan Peluang dan Dorong Pertumbuhan Ekonomi Digital
Penulis | : | Geralda Talitha |
Editor | : | Nita Febriani |
KOMENTAR