Nakita.id - Pemerintah Indonesia baru saja mengumumkan KLB atau Kejadian Luar Biasa terkait polio.
Hal ini disampaikan langsung oleh Kementerian Kesehatan atau Kemenkes beberapa waktu lalu.
Kemenkes menjelaskan kalau anak berusia 7 tahun di Kabupaten Pidie, Aceh terkena polio.
Diketahui pula anak berumur 7 tahun itu tidak pernah mendapatkan imunisasi.
KLB diumumkan meski baru satu kasus karena Indonesia sudah mendapatkan sertifikat eradikasi polio.
Sertifikat bebas polio tersebut sudah diberikan kepada Indonesia sejak tahun 2014 silam.
Artinya, ini kasus pertama polio sejak 8 tahun lalu ketika Indonesia dinyatakan bebas polio.
Juru Bicara Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Mohammad Syahril memberikan keterangan terkait hal ini.
"Kasus polio di Aceh sama sekali tidak pernah mendapatkan imunisasi, termasuk imunisasi polio," ujar Syahril seperti dikutip dari Kompas.
Syahril menjelaskan jika anak mendapatkan imunisasi polio lengkap 4 dosis, maka dia akan terlindung dari polio.
Karena hal ini pula pemerintah menyuarakan agar orang tua memberikan imunisasi dasar lengkap pada anak.
Baca Juga: Indonesia KLB Polio, Cek Jadwal Pemberian Vaksin Polio di Posyandu, Terlambat? Akibatnya Bakal Fatal
Masih melansir dari sumber yang sama, Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes RI, dr. Maxi Rein Rondonuwu menceritakan kronologi penemuan kasus polio tersebut.
Maxi mengatakan kalau kasus polio di Aceh ditemukan pada awal November 2022.
Hal itu berdasarkan penelusuran RT-PCR di Kabupaten Pidie, Aceh.
Pasien anak berusia 7 tahun 2 bulan mengalami gejala kelumpuhan pada kaki kiri.
Dikatakan, anak mengalami demam di tanggal 6 Oktober 2022 untuk pertama kalinya.
Kemudian tanggal 18 Oktober 2022 anak masuk RSUD TCD Sigil.
Sampai tanggal 21-22 Oktober, dokter yang menangani anak tersebut mencurigai polio.
Dokter kemudian mengambil dua spesimen dan dikirim ke provinsi.
Hasil RT-PCR keluar pada tanggal 7 November 2022 menunjukkan pasien terinfeksi polio tipe 2.
Selain demam dan kelumpuhan, anak tersebut juga mengalami pengecilan di bagian otot paha dan betis.
Informasinya, anak tersebut tidak memiliki riwayat imunisasi.
Ia juga tidak memiliki riwayat perjalanan kontak dengan perlaku perjalanan lain.
Maxi menyebutkan kalau kondisi anak tersebut bisa berjalan meski tertatih.
Dikatakan pasien ini akan mendapatkan perawatan fisioterapi untuk mempertahankan masa ototnya.
"Tapi anak ini saya lihat kondisinya kemarin bisa jalan meskipun tertatih-tatih."
"Cuman tidak ada obat nanti tinggal di fisioterapi untuk mempertahankan masa ototnya," jelas Maxi.
Baca Juga: 30 Provinsi di Indonesia dengan Risiko Polio Tinggi Menurut WHO
Rayakan Hari Ibu dengan Kenyamanan di Senyaman, Studio Yoga dan Meditasi Khusus Wanita Berdesain Modern serta Estetik
Penulis | : | Diah Puspita Ningrum |
Editor | : | Diah Puspita Ningrum |
KOMENTAR